Kau duduk rapi berbaris-baris
Bak prajurit negeri nan patriotis
Dalam genggaman kau bawa aspirasi
Dari kami semut-semut kecil yang tak berani
Menyampaikan harapan untuk negeri ini
Janji-janji manismu kala itu amat syahdu
Seakan seluruh dunia akan kau rengkuh
Mengambil hati kami jelata pandir kelas bawah
Hingga kami percaya dan terhisap
Pun hak tertitipkan
Wahai kaum-kaum berdasi
Pelakon-pelakon hebat drama koalisi
Bertopeng dan berdialog lihai bermain orasi
Bertindak patgulipat berebut kursi
Tuk mencapai ambisi sejati
Ingatlah Tuan Puan hebat
Penyambung asa kami para rakyat
Tetapi kini seolah terlupa
Silih berganti menciptakan muslihat
Tersingkir dan tertindas secarik amanat
Ketika terduduk nyaman di singgasana senayan city
Berperanserta dalam komisi
Tetapi nyata kau lupa wahai saudara
Malah kau tertidur berselimutkan hak asasi
Sungguh kasihan nan malang nasib bunga melati
Makmum pun menuntut keadilan sang imam
Guna mencari produk rezim yang unggul
Titip asa, karsa dan rasa tuk dipikul
Entahlah siapa dan kapan cita-cita akan terwujud
Mari haturkan doa sertakan sujud
Oh Tuhan Yang Maha Agung
Kami titip para pemangku negeri ini
Berikan mereka anugerah kebijaksanaan
Hapuskan semua keserakahan yang menyampah
Seyogyanya Pancasila sebagai dasar yang meruah...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI