3. Feeder Wirawiri Suroboyo
Feeder Wirawiri Suroboyo merupakan istilah yang diberikan Pemerintah Kota untuk sebuah angkutan umum resmi yang dijalankan. Feeder sendiri bermakna sebuah moda transportasi lokal yang menghubungkan area perumahan, perkantoran, dan pusat-pusat kegiatan lainnya dengan kendaraan berjenis mobil Minivan. Layanan ini diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada 2 maret 2023 sebagai upaya pemerataan transportasi umum dan Solusi dalam mengatasi kemacetan. Berbeda dengan Suroboyo Bus dan Trans Semaggi Suroboyo, Wirawiri Suroboyo memiliki perwujudan armada yang lebih kecil sehingga mempermudah melintasi rute-rute alternatif yang tidak dapat dijangkau oleh kedua jenis armada bus tersebut. Meskipun begitu, Wirawiri Suroboyo telah terintegrasi dengan layanan-layanan transportasi umum yang ada di Kota Surabaya. Pemerintah setempat seolah-olah ingin mendorong keefektifan layanan transportasi umum di Kota Surabaya tersebut menjadi lebih efisien dan mudah digunakan oleh seluruh kalangan pengguna. Karena bentuk armada yang lebih kecil dibanding bus, maka Wirawiri Suroboyo hanya dapat menampung 10 - 14 penumpang. Terlepas dari hal itu, Wirawiri Suroboyo sebagai opsi alternatif layanan angkutan masyarakat memiliki jadwal yang serupa seperti Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Suroboyo yakni beroperasi setiap hari mulai pukul 05.30 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Selain itu, Wirawiri Suroboyo memiliki sejumlah rute-rute tersendiri yang mendukung pengoperasian kedua transportasi umum tersebut, diantaranya FD01 Terminal Benowo-Tunjungan, FD02 Mayjend Sungkono-Balaikota, FD03 TIJ-Gunung Anyar, FD04 SIER-Kota Lama, FD05 Mayjend Sungkono-Puspa Raya, FD06 TIJ-Lakarsantri, FD07 Terminal Bratang-Stasiun Pasar Turi, FD08 TOW-UNESA, FD09 Terminal Menanggal-Terminal Manukan, FD10 Terminal Kepuith-Bunguran, dan FD11 Terminal Bratang-Shelter Bulak.
Oleh karena angkutan umum ini bagian dari milik pemerintah, maka Feeder Wirawiri Suroboyo juga terintegrasi dengan aplikasi 'Gobis Surabaya'. Tarif dan transaksi pembayaran hanya dapat dilakukan lewat metode digital layaknya QRIS atau uang elektronik, dengan biaya sebesar Rp5.000 untuk penumpang umum dan Rp2.500 untuk pelajar atau mahasiswa dengan kriteria yang berlaku. Selain itu, program kebebasan juga diterapkan di Wirawiri ini yakni gratis tanpa bayar baiya apapun khusus untuk penumpang dengan kriteria lansia diatas 60 tahun, kaum disabilitas, balita, dan veteran. Upaya pemerintah dalam menciptakan layanan transportasi umum resmi ini rupanya berhasil menarik daya minat masyarakat. Ketua Tim Perencanaan dan Pengembangan Angkutan, Bidang Angkutan, Dishub Kota Surabaya, Ismanto mengatakan bahwa dari data bulan Juli 2023 hingga Juni 2024 terjadi peningkatan penumpang dua kali lipat yang awalnya berjumlah sebanyak 64.054 penumpang menjadi 121.250 penumpang di 2024. Hal tersebut menjadi contoh konkret bahwa layanan ini memberikan dampak yang positif kepada para pengguna Jika dibandingkan dengan kendaraan milik pribadi.
Dampak pertama ialah sebagai solusi dalam mengurangi kemacetan dikarenakan Wirawiri Suroboyo dapat meningkatkan aksesibilitas banyaknya masyarakat untuk lebih nyaman menggunakan transportasi umum melalui kendaraan yang berukuran lebih kecil tersebut, sehingga eksistensinya dapat membantu mengurangi beban lalu lintas di jalanan utama. Kedua, karena transportasi ini tidak selalu memasuki jalan utama, terkadang juga dapat menjadi opsi pilihan untuk mengefisiensi waktu. Tentunya, sistem yang diterapkan dapat membantu penduduk kota menghemat waktu perjalanan karena konektivitas yang lebih baik antar berbagai wilayah. Ketiga, tempat yang nyaman juga menjadi nilai tambah dari Feeder Wirawiri Suroboyo di mana angkutan ini menggunakan tempat duduk yang luas dan pendingin ruangan serta tempatnya yang aman karena dibuka sendiri oleh supir menjadikan penumpang tidak perlu gelisah berpergian kemanapun menggunakan transportasi umum milik Pemerintah Kota Surabaya ini. Dari hal tersebut, kini Kota Surabaya yang dikenal dengan Kota Pahlawan dan Kota terbesar ke-2 di seluruh Indonesia memiliki opsi beragam di sektor transportasi umum darat yang berbasis kecanggihan teknologi sebagai penunjang aktivitas dan kebutuhan para masyarakat dalam upaya mendorong program internal yakni Surabaya Becomes Smart City.
Melalui layanan-layanan langsung berupa transportasi umum dari pemerintah setempat, maka aktivitas dan kebutuhan akan mobilisasi masyarakat lokal, pendatang, ataupun warga asing dapat terpenuhi lewat fasilitas penggerak tersebut. Adanya kebijakan yang masih berlaku itu nyatanya didukung langsung oleh sebagian besar masyarakat lokal termasuk penulis artikel ini sebagai bentuk respon yang bersifat proaktif. Keberadaan angkutan umum tingkat lanjut yang disediakan masih mampu menarik minat daya masyarakat untuk menggunakan trasnportasi umum sebagai upaya mengurangi timbulnya fenomena macet sekaligus meningkatkan potensi lapangan pekerjaan dalam mendorong roda perekonomian yang baik. Selain itu, eksistensi transportasi umum di kawasan Kota ini sebagai sarana penunjang juga memiliki dampak positif pada citra Surabaya sendiri dalam upaya meraih tujuan menjadi Ibukota Jawa Timur yang ramah lingkungan, layak huni, dan makmur serta sejahtera di masa yang akan mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H