ketika senja meninggalkan Ambara
entah dengan siapa aku tertawa
saat angin malam mulai berhembus
dan hangatnya mentari terhapus
disitulah pena mulai menari dengan rakus
Bolehkah malam punya telinga?
agar ia bisa  mendengar kala aku bercerita
bolehkan bulan bisa bersuara?
agar malam yang sunyi ini sirna
Di malam sunyi di bawah bintang gemintang
Hatiku merenung dalam sunyi yang terang.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!