Negara -- negara yang berkembang pada umumnya membutuhkan uang sehingga membuat negara tersebut melakukan utang luar negeri untuk memenuhi kebutuhan investasinya.
Hal ini disebabkan tabungan domestic negara tersebut tidak dapat mencukupi untuk memenuhi target pembangunan pada sektor ekonomi, sehingga pembayaran neraca tersebut tidak seimbang.Â
Tetapi karena keterbatasan dana yang  bersumber dari dalam negeri, sehingga salah satu jalan alternatif yaitu melakukan utang luar negeri, dan pemerintah dapat menutupi  kekurangan tabungan domestic tersebut.Â
Pemanfaatan  utang luar negeri telah menjadi salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan dalam sektor ekonomi di suatu negara.
Utang luar negeri merupakan bantuan luar negeri yang diberikan oleh pemerintah negara -- negara maju atau badan -- badan internasional yang khususnya dibentuk untuk memberikan pinjaman semacam itu dengan kewajiban untuk embayar kembali dan membayar bunga pinjaman tersebut.Â
Utang luar negeri dibutuhkan dalam pembiayaan pembangunan negara untuk menutupi tiga defisit, diantaranya kesenjangan tabungan investasi, defisit anggaran dan defisit transaksi berjalan.Â
Utang luar negeri bisa berdampak positif jika dapat dikelolan dan dikendalikan dengan benar. Oleh karena itu utang luar negeri harus digunakan pemerintah untuk investasi yang positif, sehingga dapat menghasilkan tigkat pengembalian untuk membayar cicilan serta besaran bunga. Akan tetapi, sebaliknya akan berdampak negatif jika utang luar negeri tidak dikelola dengan benar.
Model ketergantungan internasional (teori depensi) memandang negara -- negara berkembang merupakan korban dari kekakuan lembaga, politik dan ekonomi baik dari dari domestic maupun internasional sehingga mereka terjebak dalam perangkap ketergantungan dan di dominasikan oleh negara -- negara maju.Â
Teori ini dapat disimpulkan bahwa arah terbaik yang dipilij oleh negara berkembang yaitu dengan melakukan sedikit bergantung kepada negara maju, dalam hal ini untuk melakukan utang luar negeri. Begitu sebaliknya dapat menerapkan kebijakan pembangunan yang bersumber pendanaannya berasal dari dalam negeri.
Dua tahun sejak terjadinya krisis ekonomi, utang luar negeri telah menjadi beban utang yang begitu besar bagi negara Indonesia. Pemerintah harus membayarkan cicilan dan bunga utang luar negeri tersebut sehingga berdampakan pada peningkatan beban APBN.Â
Utang luar negeri terus meningkat hal ini mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki ketergantungan dalam hal sumber pendanaan dari luar negeri. Apabila posisi tersebut dapat ketergantungan terhadap modal asing semakin besar, maka akan semakin besar pula resiko yang dihadapi oleh sistem global.
Pengurasan APBN untuk pembayaran cicilan pokok dan bunga utang akan berdampak langsung pada berkurangnya porsi anggaran untuk membiayai sektor -- sektor -- yang dianggap penting lainnya.Â
Banyak pihak yang mengkhawartikan Indonesia dengan kondisi utang luar negeri tersebut. hal ini cukup beralasan dikarenakan angka statistic utang luar negeri Indonesia mengalami peningkatan sehingga muncul timbul kekhawatiran atas kewajiban Indonesia dalam membayar kembali pokok pinjaman dan cicilan bunga.Â
Dana yang begitu relative besar diperlukan oleh suatu negara berkembang untuk melakukan pembangunan di sektor ekonomi. Tetapi pemerintah Indonesia mempunyai suatu kendala yaitu dengan kurangnya usaha pengerahan dana dalam hal pembiayaan pembangunan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan utang luar negeri yaitu pendapatan nasional diukur dengan PDB, pengeluaran pemerintah dan defisit anggaran.Â
PDB atas harga konstan menunjukkan nilai tambah pada barang dan jasa yang dihitung berdasarkan harga berlaku pada tahun tertentu. Semakin tinggi pendapatan nasional di suatu negara akan mengurangi utang luar negeri sehingga dapat berdampak meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Â
Pengeluaran pemerintah merupakan belanja negara atas pembayaran barang dan jasa untuk kepentingan suatu negara, jika semakin besar pengeluaran pemerintah di suatu negara maka akan meningkatkan utang luar negeri.Â
Sedangkan defisit anggaran merupakan kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk memberikan stimulus pada perekonomian dengan membuat pengeluaran dalam hal belanja negara lebih besar dibandingkan dengan pemasukan negara.Â
Semakin besar defisit anggaran yang dialami suatu negara maka pemerintah akan melakukan kebijakan untuk meningkatkan utang luar negeri untuk melakukan pembiayaan kebutuhan investasi. Disini saya hanya membahas tentang Pengeluaran Pemerintah dan Defisit Negara di Indonesia.
Pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap utang luar negeri di Indonesia. Semakin tinggi pengeluaran pemerintah atas belanja rutin maupun belanja pembangunan maka pemerintah dapat mengurangi menggunakan investasi besar dari luar negeri.Â
Dana yang bersumber dari dana internal yang hanya dikelola oleh pemerintah untuk melakukan pengeluarab atas belanja pemerintah tersebut tanpa harus menambah utang luar negeri.Â
Teori yang dikemukakan oleh Dumairy yaitu semakin besar pengeluaran pemerintah di suatu negara maka akan meningkatkan utang luar negeri. Dari penjelasan di atas bahwa teori Dumairy ini menolak tetapi, jika menggunakan yang dilakukan Chandia itu sesuai dengan penjelasan yang di atas yaitu berisi dimana pengeluaran pemerintah menunjukkan pengaruh negatif terhadap utang luar negeri salah satunya yaitu di negara Pakistan.
Defisit anggaran memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap utang luar negeri di Indonesia. Dalam rangka untuk mempercepat pembangunan di Indonesia salah satunya yaitu pembangunan infrastruktur, maka diperlukan investasi dan dana yang besar.Â
Apabila dana dalam negeri tidak mencukupi, maka negara melakukan pilihan salah satunya dengan meminjam dana ke luar negeri untuk menghindari pembebanan warga negara.Â
Apabila negara mengalami kekurangan itu maka ditutup melalui penarikan pajak. Sehingga semakin defisit anggaran maka semakin bertambah utang luar negeri dalam rangka mempercepat pembangunan di Indonesia.Â
Ada dua penelitian yang sesuai dengan penjelasan yang diatas yaitu yang dilakukan oleh Harahap yang menyatakan bahwa defisit anggaran memiliki pengaruh positif terhadap utang luar negeri di Indonesia.Â
Dan yang kedua yaitu yang dilakukan oleh Alihodzic yaitu dimana desifit lebih tinggi dan dapat menyebabkan peningkatan hutang di Bosnia dan Herzegovina. Jadi kesimpulannya yaitu pengeluaran pemerintah berpengaruh negatif dan signifikan sedangkan defisit negara berpengaruh positif dan signifikan terhadap utang luar negeri di Indonesia.
(referensi jurnal : Pengaruh PDB, Pengeluaran Pemerintah, dan Defisit Negara Terhadap Utang Luar Negeri)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI