Semua orang mengatakan bahwa suatu hal yang normal ketika seseorang itu marah saat kondisi yang diharapkannya tidak sesuai dengan ekspetasi. Reaksi tiap orangpun pasti berbeda untuk meluapkan amarahnya, baik reaksi seorang pria ketika marah terhadap seorang wanita, ataupun sebaliknya.
Begitu juga dalam berumah tangga. Reaksi amarah itu tidak dapat dihindari. Tetapi apakah sama (ketika amarah itu muncul), reaksi yang diberikan seorang pria dengan reaksi seorang suami? Atau reaksi yang diberikan seorang wanita dengan reaksi seorang istri? Seharusnya B.E.D.A., karena suami/istri sedang kita marahi itu adalah pribadi yang kita sayangi. Jelas sekali reaksi kita pasti berbeda ketika kita marah terhadap teman kantor dengan reaksi kita terhadap suami/istri kita. Kita bisa marah bahkan benci terhadap orang lain, tapi apakah kita melakukan hal yang sama terhadap suami/istri kita?
Pada saat acara pernikahan, sepasang manusia bersumpah sehidup dan semati, serta hidup berdampingan untuk saling melengkapi. Walaupun demikian, perselisihan pasti tetap muncul, bahkan untuk usia pernikahan yang sudah lama. Ada istilahnya, mengenal pasangan kita itu tidak akan pernah habis (selesai). Seiring waktu berlalu, banyak hal yang membuat kita terkejut mengenal pribadi pasangan kita yang tidak kita ketahui. Pertikaian yang menimbulkan amarah biasanya muncul akibat perbedaan persepsi dalam membesarkan anak, menentukan kebutuhan hidup, menjalankan kehidupan pekerjaan, hingga kehidupan pribadi yang masih dianggap hanya milik sendiri. Terkadang, hal sepele pun dapat menimbulkan amarah yang sangat besar, tanpa kita sadari.
Reaksi suami terhadap istri pada saat marah :
1. Melakukan tindak kekerasan
2. Mengeluarkan suara keras
3. Diam tanpa reaksi
4. dll.
Reaksi istri terhadap suami pada saat marah:
1. Merepet-repet tak jelas, mulai dari hal yang relevan sampai yang tidak relevan sama sekali
2. Menelantarkan suami dan anak-anak