Mohon tunggu...
Sholahuddin Al Fattah STB
Sholahuddin Al Fattah STB Mohon Tunggu... Mahasiswa - Design grafis

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kenapa pekerjaan gojek di pandang sebelah mata?

9 Desember 2024   19:35 Diperbarui: 9 Desember 2024   19:35 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gojek: Lebih dari Sekadar Ojek Online

Gojek, sebuah nama yang sudah akrab dan dikenal oleh telinga masyarakat Indonesia, gojek telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Lebih dari sekadar layanan transportasi, Gojek telah berkembang menjadi sebuah super app yang menyediakan banyak berbagai layanan, mulai dari transportasi, pesan antar makanan, pembayaran digital, hingga layanan keuangan yang memudahkan masyarakat untuk melakukan apapun itu.

Gojek, yang namanya berasal dari kata "ojek" (yaitu sebutan untuk taksi motor di Indonesia), gojek pertama kali berdiri pada tahun 2010 sebagai sebuah call center yang menghubungkan konsumen dengan layanan kurir dan transportasi motor. Pada tahun 2015, Gojek meluncurkan aplikasi mobile yang menawarkan empat layanan utama: GoRide (transportasi motor), GoSend (pengiriman barang), GoShop (belanja online), dan GoFood (pesan antar makanan). Keberhasilan Gojek tidak hanya diukur dari nilai perusahaan, tetapi juga dari dampaknya terhadap masyarakat. Gojek telah menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi para mitra driver dan membantu menumbuhkan UMKM di Indonesia yang susah untuk mencari pekerjaan.

Pandangan masyarakat yang Sebelah Mata terhadap Gojek

Meskipun Gojek telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, namun sayangnya masih banyak masyarakat yang memandang sebelah mata terhadap pekerjaan sebagai mitra driver Gojek. Faktor yang menjadi gojek di pandang sebalah mata yaitu:

1. Pekerjaan sebagai driver Gojek seringkali dikaitkan dengan status sosial yang rendah. Karena Masyarakat cenderung memandang pekerjaan ini sebagai pekerjaan sementara atau sebagai pekerjaan yang tidak menjanjikan masa depan.

2. Gojek telah memicu persaingan dengan ojek konvensional yang merasa terancam dengan kehadiran Gojek. Hal ini menyebabkan konflik dan penolakan terhadap Gojek di beberapa wilayah, karena tidak setuju nya opang di jalanan. 

Mengapa Pandangan Sebelah Mata Tersebut Tidak Benar?

1. Gojek telah menciptakan lapangan pekerjaan baru yang memberikan kesempatan ekonomi bagi banyak orang. Bagi banyak orang, pekerjaan sebagai driver Gojek menjadi sumber penghidupan utama yang membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup.

2. Gojek telah membantu meningkatkan kualitas hidup para mitra driver. Melalui program-program pelatihan dan dukungan yang diberikan oleh Gojek, mitra driver dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.

3. Pekerjaan sebagai driver Gojek menawarkan fleksibilitas yang tinggi. Mitra driver dapat mengatur waktu kerja mereka sendiri dan memilih jam kerja yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Gojek telah menjadi fenomena yang mengubah lanskap ekonomi dan sosial di Indonesia. Meskipun masih ada tantangan dan stigma sosial yang dihadapi, Gojek telah membuktikan bahwa pekerjaan sebagai driver Gojek bukanlah pekerjaan yang sebelah mata. Gojek telah memberikan kesempatan ekonomi, fleksibilitas, dan peningkatan kualitas hidup bagi banyak orang yang sulit mencari kerja.

Untuk mengubah pandangan masyarakat soal Gojek itu pekerjaan yang rendah, Dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang manfaat Gojek, diharapkan stigma sosial yang melekat pada pekerjaan ini dapat dihilangkan dan Gojek dapat terus berkembang sebagai platform yang memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun