Mohon tunggu...
Tedjo Laksana
Tedjo Laksana Mohon Tunggu... -

Selalu tebar senyuman dan kebaikan kepada setiap orang.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perusahaan Kolap dan Meninggalkan Hutang 1,3 M

1 Juli 2016   12:55 Diperbarui: 1 Juli 2016   13:54 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kisah Nyata dari seorang teman."

Memang benar orang bilang, kalau mempunyai usaha itu harus ditelateni, diutuni, dijaga sendiri dan dikeloni. Agar semua kebutuhan dan permasalahan perusahaan dapat diketahui dengan sendiri. Agar sambil berjalan, dapat diselesaikan sedikit demi sedikit permasalah diperusahaan.

Apapun kebutuhan dan permasalahan dilapangan! Agar nantinya perusahaan bisa berkembang dengan sehat. Dan tidak mudah dibohongi atau diplokoto oleh karyawan sendiri. Inilah usaha yang sebenarnya.

Jadi pengusaha tidak boleh hanya jadi penonton, apalagi usaha baru dirintis...?? Harus turun langsung. Dan tidak mudah percaya kepada karyawan, meskipun dia sangat baik kepada kita! Karena ini urusan investasi yang berhubungan dengan modal. Dan modal adalah uang pribadi kita, yang kita keluarkan untuk usaha yang menghasilkan profit atau keuntungan.

Hari kamis 30 Juni 2016, pukul 11.30wib, hp saya berdering ketika lagi santai di rumah. Saya angkat, eh...ternyata teman kuliah yang sudah lama tidak bertemu. Namanya Deto. Seingat saya dia, adalah pengusaha ikan keramba di situbondo. Tapi entahlah.....dia....?

Tak banyak basa-basi, langsung dia ingin main ke rumah saya. "Monggo kalau ingin kerumah saya. Alamat saya di Perum Kebraon Prima 2 Surabaya." jawab saya.

Lalu dia tutup hpnya!. Saya tunggu kira-kira satu jam lebih, hp saya berdering lagi. " Aku sudah sampai di gerbang gapura pondok maritim indah, sebelah mana omahmu jo?" tanya dia di hp. " Ok saya jemput, awakmu nang kono ae?" jawabku.

Sampai dirumah kontrakan saya, dia tersenyum sambil melihat sekeliling rumah saya. "Onok sing aneh ta bos omahku!" tanyaku. "Oh gak, aku seneng delok omahmu?" " lapo kok seneng bos?" selaku. " Yo seneng ae pokoke!". Sahutnya.

Kami berdua pun ngobrol santai didepan teras, "yok opo, kabare rek, suwe kita gak ketemuan iki. Iyo podo?" awalnya kita ngobrol santai soal keluarga, tapi lama-lama pada akhir tentang bisnis dan pekerjaan masing-masing?

Saya cerita kalau saya mempunyai warung mie 28, dikampung belakang royal plaza surabaya. Bahkan foto-fotonya warung saya tunjukkan ke dia. Dia bilang hebat awakmu jo....! "Ah biasa aja bos...! Wong atase warung ae kok....!" jawabku.

Lalu dengan santai dia bilang, jo, aku tak klesetan santai disik yo...? "gak opo-opo santai ae bos.....? jawabku. Perlahan tapi pasti dia mulai bercerita. Meskipun nampak wajahnya, setengah capek dan mata agak merah. Sambil rebahan, ditikar dia mengawali obrolannya.

"Arek-arek kabare yok opo jo?" tanya dia. "alhamdulillah sehat kabeh, tapi rejekine sik durung sehat?" jawabku dengan tertawa. Lalu dia menimpali, gurauanku.

"Semua sama jo, dalam kondisi ekonomi global ini, perekonomian agak sulit. Apalagi investasi?. Perusahaan saya saja ambruk per satu mei kemarin, malah meninggalkan hutang 1,3 milliard. Ini salah saya juga karena terlalu percaya sama karyawan. Padahal perusahan ikan keramba itu prospeknya bagus. Tapi entah lah jo, nasi sudah menjadi bubur....! usahaku ambruk, hutangku banyak."

Setahu saya perusahaan teman saya itu berdiri awal tahun 2013. Bahkan awal berdirinya saya sempat diajak meng upbdate websitenya. Kalau dihitung, baru berumur 3 tahun dari sekarang. Kok sekarang sudah kolap.....!! Ini yg menjadi pertanyaan besar saya...?

Dia melanjutkan cerita sedihnya, "semua karyawannya dirumahkan sejak bulan mei lalu. Gara-gara banyak investasi dari luar, dan banyak yang mengatur, akhir tak terkontrol managementnya. Terutama management dilapangan ditempat tambak keramba ikannya. Sehingga biaya perawatan ikan dan pakannya membengkak hingga lima kali lipat. Namun hasil ikannya sedikit.

Karena berbagai alasan orang lapangan yg tidak masuk akal. Ikan banyak yang mati dan stok pakan kurang! Inilah yg menjadi alasan dilapangan. Sehingga tidak menghasilkan apa-apa alias tdk ada panenan dan tagihan pakan ikan membengkak, akhirnya tambak ikan keramba dijual ke pihak lain.

Inilah akhir malapetaka kolapnya perusahaan deto. Semua habis terjual untuk menutupi hutang. Karyawan ter-Phk dan perusahaan akhirnya tutup.

Pengalaman inilah yg membuat saya kasihan kepada teman saya. Semoga menjadi pelajaran berharga bagi siapa saja yg memulai usaha baru. Agar tidak gampang percaya kepada karyawan.

Kalau bisa pemilik turun langsung dilapangan dan dibantu staff profesional. Agar perusahaan mampu berkembang sehat dan karyawan sejahtera. Saya doakan kedepan deto bangkit lagi dari keterpurukan. Dan selalu mendapat lindungan dari Alla Swt. Amin

Surabaya 1 Juli 2016
Kebraon Prima 2 blok Hh Surabaya.
Oleh : Tedjo Laksana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun