Entah siapa yg memberi nama Kampung Jetis Agraria...! Beberapa sumber pun yang masih tinggal disana juga tidak tahu, asal muasal nama tersebut? Namun apalah arti sebuah nama...! Yang penting kampung Jetis agraria mampu berdiri menjadi sejarah bagi penghuninya dahulu. Meskipun dari mereka telah menghadap Tuhan Yang Maha Esa.
Kampung ini posisinya adalah di Kelurahan Wonokromo Kota Surabaya. Masuk Rt 15 Rw 04 Kel.Kec Wonokromo.
Sejak saya lahir dan besar di kampung ini, tidak tahu, asal nama kampung jetis agraria ini. Hanya sebagian menyebutnya, bahwa dikampung ini dahulu ada perkantoran pertanahan yg namanya Agraria(sekarang BPN). Yang letaknya sebelah timur, bersebelahan dengan Jl. A.yani Surabaya.
Dan banyak para sesepuh dan pendiri kampung ini bekerja di perkantoran Agraria tsb. Bahkan sebagian anak cucunya mereka pun mengikuti orang tuanya. Namun sayang perkantoran itu sekarang musnah di telan modernisasis jaman. Dengan berdirinya Royal Plaza Surabaya.
Di kampung jetis agararia ini juga berdiri dua perumahan, yaitu perumahan kehakiman sebelah utara dan perumahan PNP. Arti dari PNP pun sampai sekarang bagi anak muda juga jarang yang tahu(seperti saya ini)?
Dikampung ini pun juga mempunyai tiga nama alamat, yaitu: jalan jetis(perumahan kehakiman), jalan jetis agraria(perkampungan mepet rek KA), jalan ketintang(sebelah selatan).
Dahulu juga ada bangunan hotel beringin, yang belum jadi. Mangkrak selama bertahun-tahun. Sehingga menjadi sarang perjudian, tempat mesum muda-mudi, dan area mistis.
Konon sudah banyak memakan korban dikawasan angker tsb. Baik korban luka,maupun korban tewas terjatuh dari hotel mangkrak tsb. Tidak hanya warga sekitar saja, namun warga dari luar juga banyak jadi korban keangkeran hotel yg belum jadi itu.
Namun keangkeran itu semua musnah, ditelan waktu. Karena sejak tahun 90-an adanya penggusuran yang dilakukan oleh investor pihak PT. Pakuwon Jati yang akan membangun mall Royal Plaza.
Yang pertama bangunan kena dampak penggusuran adalah, perumahan kehakiman, perumahan PNP, bangunan hotel beringin setengah jadi(mangkrak) dan sebagian rumah perkampungan jetis agraria.
Dari 177 rumah dalam satu Rt, sekarang hanya tersisa 17 rumah. Sebagian rumah dibelakang Royal Plaza dan sebagian kawasan berjajar dijalan ketintang. Harga tanah terakhir tahun 2006, adalah 5jt/ meter.
Harga itu sudah tdk berlaku lagi di tahun 2015 ini.
Sehingga menyisakan beberapa rumah dan potret perkampungan sempit, kumuh dan padat penduduk. Meskipun dikungkung dan ditekan oleh perekonomian besar(royal plaza, Namun gejolak perputaran perekonomian disana sangat tinggi.
Seperti banyaknya kos-kosan, warung makan, toko-toko kelontong, usaha londry dll. Mereka bersaing meraup keuntungan dari para konsumen. Meskipun tanpa, bantuan pelatihan usaha dari Royal Plaza maupun pemerintah kota, masyarakat sekitar royal mampu mandiri.
Inilah gambaran kampung kami tercinta dari dulu hingga sekarang.
Meskipun hanya menyisakan sesepuh kampung, yang masih tinggal dan menetap di kampung Jetis Agraria,namun tetap guyup dan rukun. Sesepuh kampung: Bpk Rebon, Pak Semi, Pak Sarnu, Haji Banu, masih nampak sehat wal afiat.
Canda tawa dan dolanan anak kecil generasi penerus jetis agraria juga turut muncul mengikuti jaman.
Hal ini sebagai kenangan masa kecil diantara modernisasi jaman.
Dimana ada canda-tawa mampu menyatu diantara sempitnya perkampungan padat penduduk di tengah kota di surabaya. Kampung Jetis Agraria adalah kampung keabadian. Masa dahulu, adalah masa kenangan. Masa sekarang, adalah masa perubahan. Semua patut kita kenang dan banggakan.
Mudah-mudahan tulisan profile kampung Jetis Agraria ini menjadikan kita tidak mudah melupakan kenangan indah dahulu. Meskipun sekarang faktanya sudah berbeda, namun kerinduan tetap ada dihati.
Surabaya 18 april 2015
Oleh : Tedjo Laksana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H