Mohon tunggu...
Tedi K. S Nugraha
Tedi K. S Nugraha Mohon Tunggu... -

Simple as Well

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

4 Negara yang Melarang Warganya Menonton Piala Dunia 2014

18 Juni 2014   21:11 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:13 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Piala Dunia 2014 di Brazil merupakan salah satu pertandingan akbar yang banyak menyedot perhatian masyarakat di seluruh dunia. Dengan berbagai ekspektasi yang tinggi, banyak orang yang menunggu-nunggu beberapa pertandingan asalkan dapat melihat tim jagoannya bisa bertanding di lapangan hijau negeri samba tersebut.

Selain menawarkan sebuah kegembiraan bagi pas pecinta sepak bola, Piala Dunia 2014 juga selalu memberikan kejutan terlebih jika tim yang kita jagokan mampu mendapatkan hasil yang memuaskan. Meskipun banyak di tunggu-tunggu oleh seluruh mata di dunia, tetapi ada beberapa negara yang justru melarang warganya untuk menonton kompetisi empat tahun sekali tersebut karena beberapa alasan baik yang masuk akal hingga di luar nalar. Uniknya negara-negara yang melarang masyarakatnya menonton Piala Dunia 2014 tersebut adalah mayoritas yang berlokasi di timur tengah dan beberapa negara di daratan hitam, Afrika. Negara mana saja yang melarang warganya untuk menonton Kompetisi Piala Dunia 2014 tersebut? Berikut ulasannya. 1. Iran Iran merupakan salah satu negara yang ikut berpartisipasi dalam kompetisi Piala Dunia 2014 di Brazil, negara ini juga ada di Group F dalam Jadwal Piala Dunia yang banyak dirilis di berbagai media. Meskipun ikut berkompetisi, tetapi saat Iran menghadapi Nigeria dalam babak penyisihan dini hari tadi, banyak pendukung negara Iran yang kesulitan untuk menonton tim kesayangannya tersebut karena pihak kepolisian Iran melarang tempat-tempat di negaranya untuk menayangkan pertandingan Piala Dunia. Keputusan pihak kepolisian Iran tersebut dibuat hanya beberapa saat setelah pihaknya melarang kaum hawa menonton Piala Dunia bersama kaum pria di ruang publik sehingga mereka pun melarang menayangkan beberapa pertandingan di negaranya. 2. Nigeria Sama halnya seperti Iran yang notabene berpartisipasi dalam Piala Dunia 2014, pemerintaha negara Nigeria pun melarang warganya untuk menonton seluruh pertandingan World Cup karena mereka menilai acara semacam itu sangat rentang serangan kelompok militan bersenjata, Boko Haram. Peraturan yang semata-mata untuk melindungi warga Nigeria tersebut memanglah beralasan yang cukup kuat, terlebih satu minggu sebelum peraturan tersebut dikeluarkan, militan Boko Haram diduga melancarkan serangan bom di Nigeria dengan menewaskan 18 orang ketika mereka sedang menonton Piala Dunia 2014. 3. Mesir Sama halnya seperti Iran dan Nigeria, negara Mesir pun melarang warganya untuk menonton Piala Dunia 2014 dengan alasan bahwa kompetisi tersebut merupakan salah satu hal yang dapat merusak dan menghancurkan bangsa. Peraturan yang cukup tidak masuk akal tersebut dilontarkan oleh seorang ulama bernama Yasse Borhami, dimana Yasser mengatakan bahwa Piala Dunia 2014 dapat merusak gangguan dari kewajiban suatu agama yang akhirnya menyebabkan kehancuran bangsa dan rakyat. Hingga saat ini peraturan tersebut masih di lakukan dan ketetapan dari Yasser selaku ulama tersebut turut di amini juga oleh beberapa pihak. 4. Arab Saudi Berbeda dengan ketiga negara diatas dimana pemerintah yang melarang warganya untuk menonton Piala Dunia, Arab Saudi sebagai salah satu negara yang aktif dalam dunia pesepakbolaan dikabarkan juga melarang masyarakatnya untuk menonton Piala dunia seperti yang dirilis salah satu harian terbitan Israel. Pada terbitan yang dimuat oleh negara Zionis tersebut, menyebutkan bahwa seorang Ulama asal Aarab Saudi bernama Syekh Abd al-Rahman al-Barrak menilai sepak bola sebagai salah satu kebejatan dan juga termasuk aktivitas yang membuang waktu. Meskipun dalam harian tersebut menyebutkan beberapa alasan yang sangat kritis, tetapi banyak yang meragukan fakta-fakta tersebut terlebih fatwa yang dikemukakan ulama tersebut dikeluarkan secara resmi pada tahun lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun