Mohon tunggu...
TEDI JUARDI
TEDI JUARDI Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

diskusi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN-PMD UNRAM Desa Sukadana Periode 2024/2025 Gelar Sosialisasi Pemanfaatan Kohe Ayam Sebagai Solusi Ramah Lingkungan untuk Pertanian Berkelanjutan

21 Januari 2025   20:46 Diperbarui: 21 Januari 2025   20:53 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sukadana, 8 Januari 2025 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PMD) Universitas Mataram (UNRAM) yang bertugas di Desa Sukadana, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, menggelar sosialisasi pemanfaatan kohe ayam sebagai solusi ramah lingkungan untuk mendukung pertanian berkelanjutan. Acara ini berlangsung di Lahan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Sukadana dan dihadiri oleh para wanita tani, perangkat desa, serta masyarakat setempat.

Sosialisasi yang diadakan pada 8 Januari 2025 ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah organik, khususnya kohe ayam, sebagai pupuk alami yang dapat meningkatkan kesuburan tanah tanpa merusak lingkungan. Permasalahan yang dihadapi masyarakat Desa Sukadana adalah banyaknya kotoran hewan ternak yang berceceran dan tidak dikelola dengan baik, sehingga menimbulkan masalah lingkungan. Kegiatan ini bertujuan memberikan solusi konkret atas permasalahan tersebut.

Dalam kegiatan ini, diberikan materi mengenai cara pengolahan kohe ayam menjadi pupuk organik, manfaatnya bagi tanah dan tanaman, serta dampaknya terhadap efisiensi biaya bagi petani.

Ketua KKN-PMD Desa Sukadana, Abdul Faried Ziqry, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. “Kami ingin memberikan solusi yang praktis dan berkelanjutan bagi para petani di Desa Sukadana. Dengan memanfaatkan kohe ayam sebagai pupuk, petani dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang harganya semakin mahal sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” ujar Faried.

Penyampaian Materi oleh Narasumber
Penyampaian Materi oleh Narasumber

Acara ini juga menghadirkan narasumber kegiatan, yaitu dosen pembimbing kegiatan KKN-PMD, Pak I Ketut Ngawit, MP. Beliau memaparkan keunggulan kohe ayam sebagai sumber nutrisi alami bagi tanaman. “Kohe ayam kaya akan unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan kalium yang sangat dibutuhkan tanaman. Jika diolah dengan benar, pupuk organik dari kohe ayam mampu meningkatkan produktivitas hasil panen,” ungkapnya.

Karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan pupuk organik, kegiatan ini hanya menjelaskan langkah-langkah pengolahan kohe ayam secara detail tanpa adanya praktik langsung. Penjelasan ini mencakup proses fermentasi dan bahan-bahan tambahan yang diperlukan seperti sekam dan EM4. Selain itu, masyarakat juga diberikan pengetahuan tambahan tentang perawatan tanaman.

Sesi Tanya Jawab
Sesi Tanya Jawab

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab, di mana masyarakat menyampaikan berbagai permasalahan yang mereka hadapi dalam pertanian. Dalam sesi tersebut, beberapa masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat mencakup penyakit pada dahan pohon sawo, kelengkeng yang kurang produktif, dampak deterjen pada tanah, dan daun cabai yang keriting serta menguning.

Dahan pohon sawo yang sering patah ternyata disebabkan oleh serangan kutu kebuli, yang menyerang daun muda dan menyebar hingga ranting muda. Solusi yang disarankan adalah melakukan sanitasi dengan memangkas dahan dan ranting yang terinfeksi untuk meningkatkan aerasi dan penyinaran. Saat memangkas, disarankan untuk menyisakan dua tunas sehat pada setiap cabang.

Untuk kelengkeng yang hanya berbuah sedikit meski sudah berusia empat tahun, disarankan untuk melakukan pemupukan intensif melalui teknik “lorak”. Langkah ini melibatkan penggemburan tanah melingkar sekitar 1,5 meter dari kanopi pohon, kemudian menambahkan pupuk organik yang sudah difermentasi dengan baik. Proses fermentasi dilakukan dengan menutup pupuk menggunakan terpal selama dua minggu hingga bau menyengat hilang dan pupuk matang siap digunakan.

Masalah lain yang dibahas adalah dampak deterjen yang sering kali menurunkan pH tanah, membuatnya terlalu asam. Untuk mengatasi hal ini, disarankan penggunaan kapur dolomit guna menetralkan pH tanah sehingga kembali mendukung pertumbuhan tanaman.

Daun cabai yang menguning dan keriting diketahui disebabkan oleh virus mosaik. Virus ini dapat menyebar dari tanaman sejenis seperti tomat, terong, atau cabai yang ditanam secara bergantian di lahan yang sama. Oleh karena itu, rotasi tanaman menjadi langkah penting untuk mencegah penyebaran penyakit. Kebiasaan merokok di kebun juga harus dihindari, karena tembakau dapat menjadi sumber virus mosaik.

Mahasiswa KKN-PMD UNRAM berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal dalam membangun praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan di Desa Sukadana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun