Tahun ini nampaknya memang menjadi tahun plot twist sangat sulit ditebak. Ditengah situasi pandemic seperti sekarang ini dengan kebijakan pemerintah yang melakukan PSBB (Pembatasan sosial berskala besar) yang mulai kemarin dijalani, berbagai macam persoalan pun mulai bermunculan.
Alih alih ingin mengurangi jumlah korban kasus Covid 19, namun banyak profesi yang merasa dirugikan ketika kebijakan ini dijalani.
Misalnya Ojol, supir angkutan dan pedagang kaki lima. Mereka merasa sangat dirugikan karena penghasilan mereka turun drastis. Dengan hal tersebut tentunya sangat meresahkan warga menengah kebawah yang pekerjaannya tidak bisa dijalani hanya dari rumah.
Meskipun pemerintah juga saat ini telah mempersiapkan bantuan langsung untuk warga menengah kebawah, tapi apakah kebijakan ini adil untuk semua warga? Tentunya pertanyaan ini anda yang jawab sendiri.
Ditengah keresahan warga seperti itu, justru ada hal yang lebih meresahkan lagi. Bukan tentang kerentanan ekonomi atau soal penambahan korban postif yang terus naik namun kerentanan keamanan warga.
Baru baru ini kemenkumham membebaskan setidaknya 36.554 napi yang dibebaskan di tengah pandemi virus corona (Covid-19) yang tersebar di Indonesia. Menurut Kemenkumham dengan membebaskan napi akan mengurangi penyebaran virus corona.
Tentunya kebijakan ini mempunyai pro dan kontranya, namun penulis  menilai bahwa hal tersebut malah membuat masyarakat menjadi semakin resah.
"Bukannya solusi yang didapat malah masalah baru yang diembat"
Begitulah ucapan salah satu warga yang merasa resah dengan hal tersebut. Bagaimana tidak, saat ini banyak terjadi tindak kriminalitas yang memanfaatkan momen covid 19 ini. Terjadinya pencopetan, penjambretan, begal dan lain sebagainya malah membuat warga resah dengan itu.
" Maksudnya begini, oke baiklah bagus dengan membebaskan napi ,dapat memperkecil penularan corona, tapi lihat juga soal keamanan warga, apa jaminan untuk kami kalau mereka tidak akan melakukan tindak kejahatan lagi? Sudah resah dengan ekonomi resah juga dengan keamanan!"Â
Ucap warga yang merasa tidak aman dengan lingkungan sekitarnya usai mendengar terhjadinya kasus penjabretan yang baru-baru ini didengarnya. Uniknya memang kasus ini baru pertama terjadi dilingkungan rumahnya.
"Bukannya dipenjara lebih aman ya, karena dipenjara itu sudah lockdown seratus persen"
Ucapnya lagi sambil menaikan alisnya. Dalam hal ini perkatan warga tersebut ada benarnya juga, lagi pula untuk apa pula napi dibebaskan, jikalau hanya untuk memperkecil penyebaran virus, harusnya dipenjara punya mekanisme lebih aman untuk melindungi napinya karena pada dasarnya dipenjara seseorang harusnya menjadi lebih disiplin.
Meminjam pemikiran Foucault tentang disiplin and punish bahwa sebetulnya penjara adalah tempat pembentukan kepatuhan dan mekanisme pendisiplinan yang dapat diberdayakan. Menurut Foucault sebenarnya kekuasaan itu sifatnya memberdayakan. Dengan mengambil intisari pemikiran ini bahwa dengan cara yang praktis seharusnya tidak perlu membebaskan napi yang luar biasa jumlahnya, untuk mengurangi penularan virus, namun kita hanya perlu memberdayakannya saja.
"Toh dinegara lain banyak kok yang bisa memberdayakan napinya untuk menjahit APD ataupun masker, masa kita gabisa"Â
 Ucap warga tadi sembari memonyongkan bibirnya. Ini artinya banyak warga yang menganggap kebijakan ini salah kaprah, tentunya harus ada langkah yang sifatnya prefentif untuk warga warga sekitar. sudah mulai mengawasi barang-barang berharganya yang ada dirumah.Â
Saatnya mulai bahu membahu untuk saling mengingatkan satu sama lain pentingnya keamanan, selain pentingnya menjaga jarak. Dan yang selalu di ingat adalah untuk saat ini bertahan adalah cara yang baik namun lebih baik lagi adalah peduli terhadap sekitar.Â
Dengan banyaknya profesi yang dirugikan karena pandemi ini bukan waktunya untuk saling salah menyalahkan, ini adalah saat yang tepat untuk berbagi. Karena pada dasarnya bukan karena kita kaya kita bisa berbagi tapi kita berbagi karena kita paham bagaimana rasanya merasa susah. Terlepas dari itu semua
Apakah sudah benar kebijakan kemenkumham dalam membebaskan napi? Kita tunggu saja apa yang terjadi selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H