Pandemic Covid 19 yang kita tahu tersebar mulai akhir tahun 2019, memasuki awal tahun 2020 semakin mewabah ke seluruh dunia. Dimana lebih dari 20 ribu penderita terkonfirmasi dengan jumlah korban tewas lebih dari 1300 jiwa di Indonesia.
Di dunia aviasi, akibat masif penyebaran wabah Covid 19 sejak akhir April 2020 telah terjadi statistik "terjun bebas" untuk operasional pesawat terbang di seluruh maskapai Indonesia akibat upaya pemerintah menghentikan laju pergerakan manusia menjelang Hari Raya Idul Fitri dan mencapai 70% lost of operations yang terjadi hingga saat ini.
Namun demikian, industri aviasi di Indonesia harus segera menyesuaikan dengan timeline  yang dijadwalkan pemerintah dalam rangka economic re-start mulai bulan Juni 2020 karena sejatinya industri perhubungan udara adalah salah satu komponen strategis negara kepulauan seperti Indonesia dimana 2,7 triliun dolar GDP dunia sangat bergantung pada industri aviasi. Akan tetapi, bagaimana dapat melakukan operasi penerbangan seutuhnya di tengah-wabah melanda saat ini?
Aviation Bio-Threats
Covid-19 berawal dari Negeri Tiongkok dan menyebar dengan sangat cepat dalam 3 hingga 4 bulan hingga merenggut jutaan nyawa manusia dan meruntuhkan perekonomian di beberapa negara. Beberapa perusahaan telah memberlakukan penyesuaian terhadap karyawan mulai dari penundaan pembayaran hingga PHK.
Wabah corona virus 19 menjadi ancaman bagi dunia industri penerbangan bukan hanya bagi maskapai saja sebagai operator, akan tetapi juga menyebabkan hilangnya public confidence untuk ber-traveling menggunakan moda transportasi udara.
Aviation Bio-Threats Covid 19  bukan saja telah menjadi ancaman bagi jiwa manusia namun juga bagi perekonomian negara, sehingga penting untuk penerapan Aviation Bio-Security  dalam proses  recovery antara lain perlindungan kesehatan dalam koridor safety; dan mengembalikan kepercayaan konsumen bahwa dengan Aviation Bio-Security dapat melindungi seluruh penumpang hingga tiba ditujuan.
Aviation Bio-Security
Dengan aviation bio-security akan mengembalikan kepercayaan customer demi mendukung program economic re-start  dalam ruang lingkup new normal era. Pada gambar dibawah ini adalah temporary multi-layer bio-security yang di rekomendasikan oleh Internasional Air Transport Association (IATA).
Apakah langkah ini tidak beresiko? Tentunya tidak ada langkah dalam peperangan yang tanpa resiko. Ketika awal Covid 19 terjadi, kita semua pasrahkan diri kepada para-medis sebagai garda terdepan melawan Covid 19, namun karena wabah ini tidak dapat diprediksi penyebarannya dan belum ada kepastian vaksin dengan mutasi virus ini terus berkembang sehingga setiap kita harus menjadi pejuang dalam melawan Covid 19. Dalam dunia aviasi, dengan melaksanakan new normal protocol adalah cara perjuangan terbaik untuk mendukung re-start seluruh operasional penerbangan.
Oleh IATA, physical distancing tidak begitu efektif dalam ruang cabin pesawat yang setting sirkulasi udara dapat diatur sedemikian rupa dalam kondisi aman dengan catatan seluruh penumpang tetap menggunakan faceshield dan facemasks. Inflight, tempat duduk tengah tidak perlu dikosongkan, karena setiap penumpang yang telah menggunakan faceshield dan facemasks tidak duduk saling berhadapan dan arah alur air conditioner  harus diarahkan tegak lurus ke bawah kaki penumpang.