[caption id="attachment_169898" align="aligncenter" width="550" caption="Seorang pengendara becak melintas di depan Mesjid Raya Medan."][/caption] Jika anda berencana mengunjungi Medan untuk sekedar jalan-jalan atau keperluan lainnya, ada baiknya mengenal kosakata yang umum digunakan sehari-hari di sana. Berikut ada sedikit panduan berbicara dialek Medan (khususnya mengenai kendaraan) supaya anda tidak salah paham jika berkomunikasi non-formal di sana. I. Kereta = sepeda motor "Tadi aku ke sini naik kereta", maksudnya: "Tadi aku ke sini naik sepeda motor." Di Medan, jangan pernah mengatakan "motor" untuk maksud "sepeda motor". Jika anda bermaksud berbahasa resmi katakanlah secara lengkap "sepeda motor". II. Motor = mobil, angkutan umum, kendaraan roda 4 "Kami datang naik motor", maksudnya: "Kami datang naik mobil." Kata "motor" dimaksudkan untuk kendaraan roda 4. Walau kata "truk" biasa digunakan, kata "motor gdek/motor besar" biasa digunakan untuk merujuk "truk". Kata "mobil" sendiri lebih dikhususkan untuk mobil mewah terutama sedan. Secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut: kereta = sepeda motor motor, mobil = mobil Joke: 1. "Kalau di Jakarta. Orang mudik, motornya bisa dinaikkan ke kereta. Kalau di Medan. Orang mudik, keretanya yang dinaikkan ke motor." 2. "Kalau di Medan, orang naik kereta mesti bawa STNK, SIM, dan memakai helm. Sedangkan kalau naik motor harus pakai sabuk pengaman." :D NB: Kosa kata diatas hanya berlaku dalam bahasa sehari-hari. Untuk percakapan yang resmi, ada baiknya kita menggunakan Bahasa Indonesia yang baku bukan dialek dari daerah mana kita berasal. III. Kereta api = kereta api Jangan pernah mengucapkan "kereta" untuk memaksudkan "kereta api" di Medan. Kata "kereta api" haruslah diucapkan secara lengkap. Jika anda hanya mengucapkan "kereta", maka orang-orang Medan akan mengartikannya sebagai "sepeda motor." IV. Becak di Medan Secara Bahasa penyebutan becak di Medan tidak berbeda. Yang berbeda adalah modelnya. Becak di Medan memposisikan pengendara dengan penumpangnya bersampingan. Ini yang membedakan dengan banyak daerah di luar Sumatera di mana pengendara umumnya di belakang ataupun di depan penumpang. 1. Becak dayung Sesuai namanya, becak dayung digerakkan dengan cara mendayung atau mengayuh dengan kedua kaki (tenaga manusia). Berkeliling di Medan dengan menggunakan becak dayung lebih nyaman karena selain tidak mengeluarkan polusi CO2, anda juga tidak akan mendengar bising bunyi motor di samping anda dibanding jika memilih berkeliling dengan becak mesin. [caption id="" align="aligncenter" width="369" caption="Becak dayung"][/caption] 2. Becak Mesin Jangan menyebut becak bermotor di Medan dengan istilah "bentor" - orang-orang Medan tidak akan tahu maksud anda. Becak mesin adalah istilah untuk becak yang menggantikan tenaga manusia dengan mesin atau motor. [caption id="attachment_169930" align="aligncenter" width="493" caption="Becak mesin"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H