Mohon tunggu...
Teddy Syamsuri
Teddy Syamsuri Mohon Tunggu... lainnya -

Ketua Umum Lintasan '66, Wakil Sekjen FKB KAPPI '66, Pendiri eSPeKaPe, Direktur Kominfo GNM dan GALAK, Inisiator AliRAN.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

“Nasionalisasi Bukan Membahayakan tapi Suatu Keniscayaan!”

10 Mei 2014   13:17 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:39 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

GNM memang menyanggah keras pernyataan SBY, sebab menurut Muslim Arbi dari penelitian dan pengkajian KPK saja diperoleh data potensi keuntungan dari migas yang mencengangkan. Blok Cepu dan Madura, misalnya, pada 2012, memberi keuntungan sampai Rp. 135 triliun per tahun. Itu baru satu blok. Di Cepu ada 45 blok. Sementara itu, Blok Mahakam, memberi keuntungan Rp 120 triliun per tahun. Angka minimal keseluruhan pemasukan negara dari migas, batubara, dan emas Rp. 20.000 triliun per tahun.

Kalau Rp. 20.000 ribu triliun dibagi angka populasi penduduk, maka menurut hitungan Abraham Samad, pendapatan rakyat Indonesia per kapita per bulan bisa mencapai Rp 20 juta. “Karena itu GNM mendorong Capres harus berani dan bertekad melaksanakan aksi nasionalisasi jika terpilih, seperti bisa mengambil tindakan dengan mengambil alih kepemilikan asing 60% menjadi 40%. Sebab menurut Ketua KPK, pemain di sektor tersebut sekitar 60% asing, bukan pemain domestik. Jadi, nasionalisasi itu jelas bukan membahayakan, bukan utopia dan tidak realistis. Tetapi menjadi suatu keniscayaan, agar hasilnya dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”, pungkas Muslim Arbi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun