Mohon tunggu...
Teddy Budiyansyah
Teddy Budiyansyah Mohon Tunggu... -

Histori, Vakansi, Point of View dari Teddy Budiyansyah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Obama - Abe, Mengenai Pearl Harbor dan Hirosima

6 Desember 2016   14:10 Diperbarui: 6 Desember 2016   14:28 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 7 Desember 1941 atau 75 tahun yang lalu menjadi tahun yang sangat monumental untuk separuh negara yang ada di planet ini, Perang Dunia kedua pecah dan salah satu yang menjadi pemicunya adalah karena serangan membabi buta di pagi yang cerah tanpa pandang bulu oleh pesawat tempur Jepang kepada Pangkalan militer Amerika di Pearl Harbor, Hawai, Samudera Pasifik.

Sejak tahun tersebut, baru kali ini atas ke ‘legowo’ an pemimpin besar dan semangat membangun peradaban serta  pembelajaran atas ras manusia dengan berdasar pada rasa kedamaian maka pemimpin Amerika, Barack Obama mengunjungi Hirosima pada Mei lalu. Ini menjadi momentum besar bagi kedua negara untuk lebih terbuka dan mengedepankan kedamaian atas segala nya.  Kunjungan Obama ke Hirosima tersebut begitu menarik, beliau menuliskan quotes buku tamu museum, “Dunia tanpa senjata nuklir”. 

Yang lebih mendamaikan adalah, ketika Perdana Menteri Sinzo Abe merespon kunjungan tersebut dan berencana akan mengunjungi Pearl Harbour dalam waktu dekat. Sejarah baru tercipta, Obama menjadi presiden Amerika pertama yang mengunjungi Hirosima sejak kejadian tersebut setelah sebanyak 13 kali melakukan pergantian tampuk kepemimpinan. Juga sebaliknya, bahwa Abe menjadi PM Jepang pertama yang mengunjungi Pearl Harbour dalam sejarah setelah pergantian PM sebanyak 38 kali dan dua kaisar

Seolah kunjungan kedua nya masing masing menjadi pemecah suasana yang sebelumnya membeku setelah puluhan tahun berlalu dan enggan untuk dibicarakan.  Seakan keduanya meyakinkan dunia bahwa hal serupa tidak akan pernah terjadi lagi.

Masih ingat dalam pelajaran sejarah, Amerika telah melancarkan serangan bom nuklir di dua kota Hirosima dan Nagasaki pada Agustus 1945 sebagai respon dari serangan udara di Pearl Harbor sebelumnya yang kemudian telah membunuh ratusan ribu jiwa dari berbagai kalangan dan telah meluluhlantahkan kedua kota tersebut. 


Masih ingat bahwa kejadian bersejarah tersebut di dokumentasikan oleh sineas Hollywood menjadi film bermutu dengan judul Pearl Harbor (2001). Jauh sebelumnya, sineas Jepang pun menjadikan membuat tersebut menjadi sebuah film dengan tema umum yang sama yaitu serangan udara tentara Jepang di Pearl Harbour dengan judul Tora! Tora! Tora) (1970)

Hal menarik dari film tersebut adalah bahwa kedua nya memiliki inti cerita yang sama namun tentu saja dengan jalan sudut pandang yang berbeda. Film Pearl Harbor lebih mengedepankan kekejian Jepang atas seranggan udara yang telah melanggar kode etis serangan udara. Juga terkait balas dendam yang terbayarkan dengan meluncurkan bom atom tersebut. Sementara itu, Film Tora! Tora ! Tora! Lebih mnegedepankan prestasi Jepang dalam mengarahkan target sasaran untuk menghancurkan basis militer di Amerika , juga film tersebut secara implisit tidak terlalu gamblang menggambarkan serangan balas dendam senjata nuklir tersebut

Kedua nya memilki sudut pandang yang berbeda, kedua nya membuktikan bahwa cerita sejarah hanya milik pembuat cerita sejarah itu sendiri.

@tedbudiyansyah

Tangerang 7 Desember 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun