Mohon tunggu...
Teddy Budiyansyah
Teddy Budiyansyah Mohon Tunggu... -

Histori, Vakansi, Point of View dari Teddy Budiyansyah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Earwax, Tentang Apa dan Bagaimana?

24 Oktober 2016   22:10 Diperbarui: 10 November 2016   17:02 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: http://www.urgentcare.aw/main/patient-information-ear-wax-impaction-the-basics/

Secara ilmiah, Tuhan menciptakan dua mata adalah agar kita dapat melihat suatu objek secara dimensional yang nyata. Kemudian Tuhan menciptakan hidung dengan dua lubang adalah agar kita dapat mengatur suhu panas atau dingin tubuh kita melalui aliran pernafasan, Lalu Tuhan menciptakan dua telinga adalah agar kita dapat mengetahui sumber suara berasal.

Sudah seharusnya kita dapat menjaga indera sebagai anugerah dari Tuhan, tanpa ada yang harus dijadikan paling penting atau mana yang didahulukan, semuanya saling memiliki fungsi yang tak tergantikan. Indera menyempurnakan kita sebagai manusia sebagai mahluk yang paling sempurna di muka bumi.

Telinga tentunya, memiliki keistimewaan tersendiri bagi setiap orang. Orang tanpa telinga tiada bisa mendengar suara, tisak bisa mendengar musik, tidak ada suara bel, suara binatang, suara alam dan suara lainnya. Sulit untuk bekomunikasi dan tentunya dunia akan terasa hambar ketika ada suara namun tidak bisa terdengar sekalipun dimana kondisi tersebut bisa dibilang tidak ada suara dan tidak ada telinga. Bayangkan hal itu terjadi..

Tidak bisa dipungkiri bahwa sistem pendengaran manusia begitu rumit dan menarik sehingga kita hanya dapat mendengar pada kisaran frekuensi suara sekitar 20 Hz hingga 20000 Hz. Ini berbeda dengan tikus atau kelelawar yang dapat mendengar suara ultra sonic pada panjang gelombang lebih dari 20.000 Hz

Terlalu banyak beraktifitas atau mungkin moblitas kita yang tinggi, atau bahkan terlalu mendengar suara keras atau mungkin terlalu sering menggunakan hedset akan memengaruhi kondisi telinga kita, terlebih pada kotoran telinga akan diproduksi dalam jumlah yang lebih banyak daripada biasanya. Kotoran telinga atau earwax dapat membuat kita tidak nyaman dan cenderung membuat kita gatal serasa ingin menggaruknya.

Dan tahukan kita bahwa earwax itu bukan memiliki fungsi yang sangat bermanfaat. Sangat banyak. Earwax tidak seharusnya untuk dibersihkan menggunakan cotton bud, kapas halus atau bahkan besi kawat spatula pencongkel. Justru Earwax itu sebaiknya dibiarkan begitu saja apa adanya karena keberadaannya dapat menyesuaikan dengan kondisi tubuh kita secara otomatis. Jika memang dibutuhkan, earwax akan diproduksi dengan perlahan tapi pasti, namun jika berlebihan earwax akan luruh seiring dengan aktifitas kita seperti saat kita mandi yang artian earwax dapat larut dalam air.

Earwax tentunya sebagai pengontrol kebersihan telinga kita, bukan berarti semakin bersih akan semakin baik, justru kalau bersih kinclong akan berbahaya dan jika belebihan pun akan tidak baik bagi kesehatan telinga.

Kotoran yang masuk melalui telinga dapat disaring dengan earwax, itu lah salah satu manfaat dari earwax, selain itu dapat pula sebagai penangkal adanya bahan asing yang dapat masuk ke telinga termasuk serangga. Keberadaan earwax tidak terlalu disukai oleh serangga sehingga kecil kemungkinan serangga dapat masuk ke dalam telingga. Intinya earwax ini berfungsi sebagai pelindung bagian bagian di telilnga seperti selapun gendang, membrane tympani, Tuba Eustachius, Tulang Martil Landasan dan Sangurdi, Labirin Osea, Koklea, Vestibul. Kanalis dan masih banyak lagi.

Jika kita menggunakan cotton bud untuk membersihkan telinga, justru akan semakin mendorong earwax akan masuk ke dalam. Sehingga sangat tidak dianjurkan untuk menggunakan cotton bud pada telingga kita. Jika memang dirasa ada hal yang bermasalah dengan telinga, baik nya adalah berkonsultasi dengan dokter terdekat.

Tak jarang bagi kotoran telinga sering keluar dengan sendirinya dalam bentu cairan, hal tersebut terjadi pada beberapa orang yang memiliki masalah dengan telinganya tersebut yang tentunya hal tersebut tidak begitu enak untuk dilihat. Sebagian orang lainnya memiliki kotoran dalam bentuk padat atau serbuk biasanya dalam kondisi kering dan dingin.

Hal yang cukup menarik adalah ketika secara tidak sengaja terdapat air yang masuk ke telinga kita dan membuat kepala terasa mendengung, berasa air membuat membran tertentu yang menyebabkan kita tidak bisa mendengar dengan sempurna. Salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan kembali memasukan air kedalam telinga kita secara vertical dan tetesan air tersebut secara otomatis akan memecah membran yang menghambat saluran pendengaran kita. Cukup loncat loncat kecil, maka pendengaran akan kembali seperti semula.

Sebegitu sensitifnya. Dalam hal membersihkan kotorang telinga, di keluarga saya cukup memberikan peringatan bagi setiap anggota keluarga yang ingin membersihkan telinga nya. Kami seolah diasingkan dalam ruang tertentu agar jauh dari aktifitas pergerakan tertentu yang dapat mengganggu pergerakan sehingga dapat mengganggu system pendengaran. Itulah yang terjadi pada pendengaran nenek saya, beliau lebih awal tidak bisa mendengar dengan sempurna karena suatu waktu pernah secara tidak sengaja tersenggol tangannya oleh ibu saya ketika sedang membersihkan telinga dengan kawat spatula. Hasilnya adalah seketika keluarlah darah dari telinga nenek saya tersebut hingga akhirnya ia tidak bisa mendengar dengan sempurna, selain ia memang sudah cukup tua.

Dari kejadian tersebut menjadi suatu hal yang perlu diberikan perhatian khusus saat kita melakukan pembersihan earwax. Atau sesuai himbauan sebelumnya bahwa sebisa mungin kita untuk tidak melakukan pembersihan terhadap earwax tersebut, jika dirasa terdapat hal yang bermasalah dengan telinga, ada baiknya bisa menghubungi dokter kesayangan anda..

@tedbudiyansyah
Tangerang 24 Oktober 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun