Mohon tunggu...
Teddy Budiyansyah
Teddy Budiyansyah Mohon Tunggu... -

Histori, Vakansi, Point of View dari Teddy Budiyansyah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seberapa Efisien Kita Mandi?

22 April 2016   20:55 Diperbarui: 22 April 2016   21:09 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membicarakan mandi yang merupakan keseharian yang sudah menjadi rutinitas kita sejak kita dilahirkan hingga kita akan dikuburkan. Tidak akan lepas dari mandi.

Pernah membayangkan kapan pertama dan terakhir kita mandi?

Mandi pertama saat kita dilahirkan dan berlumuran darah dari rahim Ibu, perawat akan sangat hati hati dalam memandikan bayi. Mandi terakhir yaitu..ya tadi pagi. Engga maksudnya terakhir kita mandi adalah saat kita meninggal dunia kelak. Menjadi wajib dalam agama Islam untuk kita dimandikan. Esensi dari kembali kepada-Nya dalam keadaan bersih menjadi nyata walaupun nyatanya secara raga tidak ada harganya.

Mandi yang nyatanya merupakan proses membersihkan badan dari kotoran yang menempel biasanya menggunakan air. Batasan bahasan ini mengenai mandi dengan air saja. Air tentunya menjadi hal yang sangat berharga ketika digunakan akan bermanfaat akan membuat badan kita menjadi bersih juga segar pastinya, tentunya dengan air bersih pula yah kalau mandi. Jangan mandi pake air rawa atau pake air cubluk.

2/3 bumi kita ini memang lautan dan itu air, tapi ternyata hanya 2,5% saja air di bumi ini yang dapat dikonsumsi dan itu merupakan air bersih. sisanya air asin yang perlu teknologi canggih untuk kita dapat memanfaatkannya juga proses renewable tersebut dibutuhkan waktu yang cukup lama.

Jangan lihat kita bisa memutar keran sekarang juga dan air akan bergelontoran mengalir dalam bak penampung dan akan penuh dengan sendirinya. Saya kira itu tidak akan lama lagi, tidak akan lama lagi krisis air di kita akan terjadi sama seperti krisis air sekarang terjadi di belahan daratan Afrika.

Pernah menghitung seberapa lama kita mandi? atau bahkan seberapa banyak air yang kita pakai untuk mandi? dan jika ada standar seberapa efesien kita mandi? akan menarik sepertinya.

Lalu kenapa harus efisien, karna kita akan mengukur output konsumsi air tersebut.

Mari kembali dengan melihat tabel di atas

 [caption caption="http://www.allianceforwaterefficiency.org/Residential_Shower_Introduction.aspx"][/caption]

Dalam tabel diatas menggambarkan estimasi air yang kita gunakan saat mandi baik itu menggunakan metode shower atau bathing dan perbandingan keduanya, kemudian dengan variable berapa lama kita mandi, maka kita akan mendapatkan hasil seberapa efisensi kah kita mandi.

Kedua metode mandi, baik itu showering atau bathing tidak lazim di Indonesia. Metode Showering yaitu mandi dengan cucuran air dari atas kepala sedangkan bathing adalah menggunakan bath tub dan kita berendam didalamnya. Sedangkan di Indonesia kita biasa menggunakan metode Guyuring. menggunakan gayung atau sisiuk dan mengguyurkan nya ke seluruh tubuh. Byuur…

GPM dalam tabel tersebut merupakan standarisasi dari corong Shower yaitu Gallon per Minute, jadi dalam satu menit berapa gallon kah air akan keluar. Satu Gallon dalam liter adalahsekitar 3,7 liter.

Hitung terlebih dahulu berapa liter keran kita akan memenuhi bak penampung. Misalnya 12 liter akan tertampung dalam satu menit. maka GPM yang kita pakai adalah 3 GPM shower ( 1 gallon saya bulatkan menjadi 4 liter).

Setelah itu kita hitung berapa menit kita mandi, tepatnya benar benar menggunakan air, tidak untuk menggosok gigi, membuka baju, menyanyi atau bahkan buang air.

Jika saya mandi membutuhkan waktu 7 menit misalnya. Maka kesimpulannya kita akan menggunakan 21 liter air. lalu seberapa efisien? dalam tabel tesebut menyatakan saya mandi dengan efisien. berwarna kuning. Yeaahhhss…

Silahkan hitung sendiri seberapa efisien kita mandi, dan seberapa bisa kita menurunkan standar kita dalam estimasi penggunaan air saat mandi? Dan seberapa besar kita dapat berbuat secara lokal untuk masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun