Mohon tunggu...
Tubagus Al Amin
Tubagus Al Amin Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hidup dalam kesederhanaan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Candi Borobudur Singgasana Dewa yang Impresif

23 Mei 2015   13:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:41 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Candi Borobudur merupakan bangunan yang mencerminkan seni masyarakat penganut agama Budha. Terlihat dari segala ornament yang ada dikekitar dinding, menggambarkan cerita-cerita yang ada pada Mahabarata dan Ramayana. Bagunan candi ini memiliki empat titik masuk, yang saling berhubungan satu sama lain. Sehingga eksterior maupun interiornya adalah merupakan cerita diorama yang saling berkaitan, untuk menuju nirwana.

Candi Borobudur merupakan bangunan yang impresif dan kokoh, sejatinya adalah sebuah singgasana seorang Dewa. Bentuk dari stupa yg melingkar tingkatan teratas diartikan sebuah putik pada mahkota bunga teratai. Candi ini menyimpan berbagai pertanyaan yang belum terjawab hingga kini, walau didirikannya sejak tahun 800-an masehi oleh pemerintahan Wangsa Syailendra, dengan struktur dasar punden ber-undak.

1432362862517184053
1432362862517184053


Berbagi jenis patung ada disekitar bangunan candi yang terletak di 432 area, antara lain : Bhumi Sparsa Mudra yaitu patung lambang kehidupan di bumi, Vara Mudra patung dewa yang memberi sedekah atau rejeki, Dhyana Mudra patung yang menggambarkan manusia yang sedang bermeditasi,  Abhaya Mudra patung yang melambangkan keberanian, Vitarka Mudra patung kebajikan dan Dharma Chakra Mudra sebagai patung yang menjalankan peraturan atau undang-undang.

Banyak yang berspekulasi hingga menganggapnya sebagai suatu misteri hingga masuk ke wilayah mistis. Bangsa kita memang suka dengan hal-hal yang berbau misteri dan mistis. Penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan justru mengarah pada suatu temuan bahwa candi atau kuil ini dibangun dengan cara yang pintar. Jauh dari unsur mistis, cerita demi cerita setiap pengunjung  menguak tabir misteri cara membangun candi ini.

1432362915528537587
1432362915528537587

Disalah satu diorama-nya terdapat gambar sebuah perahu yang sedang mengarungi lautan, dari hasil penelitian Philip Beale seorang berkebangsaan Inggris yang meneliti tentang perahu di tahun 1982. Menyampaikan bahwa dulu pada jamannya perahu sejenis digunakan oleh nenek moyang bangsa Indonesia, untuk mengarungi lautan sampai ke Benua Afrika dan Kepulauan Madagascar mengangkut kayu manis.

14323629413220159
14323629413220159


Candi Borobudur memiliki design arsitektur yang menawan. Batu yang terpasang pada candi, dalam jumlah cukup besar berupa relief dan arca yang menghiasi hampir seluruh permukaan candi. Ini berarti candi borobudur bisa dikatakan sebagai bangunan seni dan arsitektur yang terbesar.  Mungkin karena alasan arsitektur dan seni inilah yang membuat pelaksanaan candi berjalan dalam waktu yang lama, jadi bukan karena kesulitan mengangkat batu dengan cara yang primitif.

1432362973269426399
1432362973269426399

Batuan digunakan sebagai pembentuk candi dan sebagai media relief dan arca candi. Setiap batu disambung tanpa menggunakan semen atau perekat. Batu-batu ini hanya disambung berdasarkan pola dan ditumpuk. Tumpukan batu yang tanpa disemen tak bisa lepas, karena sambungan tumpukan batu tersebut ada pola penyusunannya. Disinilah keunggulan dari konstruksi awal candi yang membuatnya tetap bertahan ribuan tahun. Para pendahulu kita telah merancang pola tumpukan batu sedemikian rupa dengan teknik penguncian. Batu-batu dibentuk agar dapat terkunci satu sama lain.

1432362998290226507
1432362998290226507

Yang paling menarik di bagian atas lantai dua candi terdapat Rupadhatu yang menceritakan kehidupan Buddha Gautama. Ini disebut relief Lalitavistara cerita ini merupakan biografi Buddha Gautama. Dilahirkan dengan nama Pangeran Siddharta di Lumbini Gardel (Nepal), nama ibunya adalah Maya Dewi, beliau meninggal seminggu setelah Pangeran Siddharta lahir.

1432363027748838360
1432363027748838360

Setelah dewasa, Sidharta menikah dengan putri Gopa. Dalam perjalanannya di luar istana, Siddharta menemukan beberapa peristiwa yang belum pernah ia saksikan. Antara lain peristiwa orang tua yang jatuh sakit, lalu mati. Sehabis ia menyaksikan peristiwa ini, Siddharta meninggalkan istana dan mulai menjadi pertapa (Wanaprasta). Ia menjadi murid dari beberapa guru yang paling menonjol, yaitu Bramapani, Rydraka, Arada Kapala dan lima pertapa yang terkenal. Pelajaran dari beberapa gurunya tersebut tidak memuaskan dirinya. Akhirnya Siddharta berlatih asketisme di bawah pohon bodhi di Bodh-Gaya-Town India, disana ia memperoleh pengetahuan yang luas. Lalu setelah itu Siddharta mengubah namanya menjadi “Gautama Buddha”

Hal yang paling kurang bagus mengenai Candi Borobudur adalah banyaknya kepala patung yang hilang dan kebersihannya. Banyak sampah yang menggunung di luar pagar candi, toliet yang gelap dan kotor. Hal tersebut tentu saja mendapat nilai minus dimata wisatawan, apalagi Candi Borobudur adalah tempat wisata bertaraf internasional.

1432363086950432423
1432363086950432423

Berwisata tanpa belanja souvenir kurang afdol. Setelah turun candi dan akan kembali ke kendaraan, pengunjung melewati deretan pedagang souvenir dari mulai baju batik, pernak-pernih, miniatur stupa, kaos, baju sampai cobek batu. Saat berbelanja kita harus pandai-pandai menawar agar barang yang dibeli nggak kemahalan. Selain itu juga ketelitian dalam memilih kualitas barang yang dibeli sangat penting. Sebab barang disini hampir semuanya murah, sehingga kulitasnya bisa dibayangkan sendiri. Jika tak ingin membeli survenir nggak usah berhubungan dengan dengan pedagang asongan, karena mereka akan mendesak kita agar membeli dagangannya.

Menikmati keindahan Candi Borobudur terasa kurang bebas jika pada saat musim liburan, karena candi akan dipenuhi pengunjung. Apalagi ditambah hawa panas sengatan matahari saat siang, jika hari sudah sore segera saja petugas memberitahukan bahwa kunjungan ke candi akan ditutup pukul 17, sehingga bagi wisatawan nggak bisa menikmati sunset dipuncak candi. JIka berkunjung ke Candi Borobudur sebaiknya jangan saat musim liburan, agar kita puas menikmati dan merasakan hembusan udara sejuk dipagi hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun