Mohon tunggu...
Tubagus Al Amin
Tubagus Al Amin Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hidup dalam kesederhanaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pisaunya Tumpul

22 Oktober 2014   15:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:08 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1413941163241667203

“Asah pisoooo, asah pisoooo…!,” Demikian teriakan lelaki yang lewat di depan rumahku dengan irama yang khas. Dia, penjual jasa untuk mengasah pisau, menjajakan jasanya dengan cara berkeliling keluar masuk kampung dan kompleks perumahan. Modalnya hanyalah sebuah batu gerinda yang berbentuk roda yang diputar sebuah engkol.



Engkol digerakan, roda gerinda tadi berputar lalu mata pisau diarahkan ke gerinda. Percikan bunga api menyembur dari pertemuan batu gerinda dengan logam, hasilnya pisau tajam kembali.

Aku mengamati lelaki tadi. Wajahnya yang penuh cucuran keringat membuatku kagum dengan perjuangannya. Daripada menganggur atau mencuri, lebih baik bekerja keras menjajakan jasa apa saja yang penting halal. Tangannya terus memegang pisau dan memutar batu gerinda. Setelah lima menit, pekerjaanya selesai.

Aku tanya berapa ongkosnya, hanya 5 ribu perak untuk sebuah pisau. Murah sekali, berapa uang yang didapat setiap hari. Belum tentu setiap hari ada orang yang minta diasahkan, pisau kan bukan barang habis sekali pakai, paling-paling dalam sebulan barulah kita perlu mengasah yang telah tumpul.

Pisau atau benda tajam lainnya mesti diasah walau cuma sebulan sekali, bayangkan bagaimana rasanya jika ingin memotong sesuatu tapi pisaunya nggak tajam, kita pasti kecewa. Demikian juga juga dengan kondisi diri kita, yang hanya bekerja dan bekerja akhirnya lupa menambah ilmu baru yang terkait dengan pekerjaan. Ibarat pisau yang nggak pernah diasah, pasti akan berkurang ketajamannya.

Jika punya kemampuan hanya disimpan, pasti suatu hari akan karatan. Oleh karena itu sebaiknya potensi yang ada harus dimaksimalkan dengan mengikuti pelatihan tambahan. Atau kita mengasahnya dengan semangat untuk menciptakan inovasi baru. Hingga kita dapat lebih banyak memberi kontribusi pada masyarakat. Sebab kita di dunia bukan cuma untuk kongkow sambil guyon, tapi kita hadir dibumi untuk berjuang, menaklukan tantangan, nggak mudah putus asa. Yang pada akhirnya dapat memberikan manfaat bagi orang banyak, oleh karenanya tolong jaga dan rawat pisau kita jangan sampai terbelenggu, akhirnya berkarat. Carilah asahan yang tepat agar pisau yang kita miliki dapat memotong segala sesuatu bila diperlukan, jangan hanya digunakan tapi nggak pernah diasah. Sebab kita selalu butuh pisau yang tajam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun