Mohon tunggu...
Tubagus Al Amin
Tubagus Al Amin Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hidup dalam kesederhanaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rasa Persatuan, Kebersamaan, Mempercepat Penemuan Air Asia QZ 8501

31 Desember 2014   18:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:06 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14200006601372000568

“Salut….salut…. salut”, itu adalah kata yang tepat diberikan pada semua elemen yang saat ini sedang berjuang bersatu untuk menemukan dan menolong korban pesawat Air Asia QZ8501. Dalam tempo yang sangat singkat, cuma tiga hari.. ya tiga hari.. puing-puing, serpihan dan beberapa jasad penumpang pesawat tersebut ditemukan.



Bandingkan dengan pencarian pesawat Adam Air yang hilang diperairan Majene sekitar tahun 2007, kurang lebih tiga belas hari baru dapat ditemukan. Juga dengan pesawat Malaysian Airlines MH 370 yang sampai saat ini sudah 10 bulan belum ditemukan, entah pesawat itu jatuh atau terbang ke planet lain kita semua belum tahu.  Padahal hampir seluruh negara maju di dunia ini dengan peralatan yang super canggih ikut mencari, termasuk paranormal dari segala penjuru gunung jagad raya nimbrung.



Dari berbagai do’a yang dipanjatkan serta jalinan kekuatan dan informasi yang dihimpun oleh Badan Search And Rescue Nasional (Basarnas), baik dari sipil maupun militer juga masyarakat sekitar termasuk nelayan, dalam waktu yang tak terlalu lama lokasi serta tanda-tanda QZ8501 telah dapat dilacak… ketemu. Tepatnya di perairan Pangkalan Bun Kalimantan Tengah.



Pesawat terbang TNI yang dilengkapi peralatan canggih mengelilingi angkasa, berkonsentrasi dalam rangka tugas kemanusiaan.  Kapal perang RI dibantu kapal perang negara sahabat, semua berhimpun dibawah koordinasi Basarnas membentuk kekuatan mencari…. mencari…. mencari hingga akhirnya mendapatkan hasil yang gemilang. Kapal yang terlibat dalam pencarian tersebut sampai saat ini ada sekitar 16 unit diantaranya adalah : KN Baruna Jaya I, RSS Valour, RSS Swift, KN 224, KRI Sutedi Senoputra, KRI Sultan Hasanuddin, KRI Todak, Kapal Diraja Lekir, USS Sampson 102, KRI Patimura, KD Kasturi, KRI Bung Tomo, KN Bintang Laut, KRI Banda Aceh, KRI Yos Sudarso, KRI Purworejo, KSI BAC (Koordinator), RSS Persistance, RSS Supreme.



Beberapa saat setelah ditemukan lokasi perkiraan jatuhnya pesawat, Basarnas melakukan langkah-langkah proaktif berupa pembuatan sementara tempat penampungan puing-puing peasawat di Pangkalan Bun dan mempersiapkan TIM Disaster Victim Indetification (DVI) di Rumah Sakit Polri Surabaya lengkap dengan alat pendingin untuk menyimpan jenazah . Kemudian bekerjasama dengan TNI untuk menerjunkan KOPASKA  yaitu Komando Pasukan Katak TNI Angkatan Laut guna mengevakuasi korban dan segala sesuatu terkait kecelakaan tersebut.



Di Surabaya sendiri, Tri Rismaharini (Walikota Subaya) sangat aktif membantu menenangkan keluarga penumpang, mulai dari mengajak ngobrol  hingga hal-hal lain yang dapat membuat keluarga menjadi tenang. Tak ketinggalan Wakil Presiden Yusuf Kala, datang mengunjungi keluarga penumpang pesawat QZ 8501 di Crisis Centre Bandara Juanda pada hari senin lalu. Bahkan Presiden Joko Widodo menyempatkan diri untuk mengunjungi Pangkalan Bun, dimana semua benda termasuk jasad yang ditemukan dalam kecelekaan pesawat ini dikumpulkan. Malam harinya Presiden pun hadir ditengah-tengah keluarga korban menyampaikan rasa bela sungkawa, serta berjanji untuk mengerahkan segala kemampuan Basarnas yang di dukung TNI dan negara sahabat untuk segera mengevakuasi korban.



Baru kali ini ketika terjadi musibah, semua unsur yang ada di dalam pemerintahan maupun masyarakat ikut tampil dan aktif bersatu memberi solusi yang terbaik. Kekompakan ini sangat dibutuhkan, karena dengan mengedapankan tolong menolong, persaudaraan yang tinggi serta rasa kemanusiaan maka penemuan pesawat air asia QZ 8501 dapat dengan cepat ditemukan. Yakinlah bahwa hal ini  membuat iri pemerintah Malaysia dan keluarga penumpang pesawat tersebut, yang belum dapat menemukan kemana batang hidung MH 370.



Rasa persatuan tanpa memandang ras dan agama, serta kekompakan ini harus terus dijaga, guna membangun bangsa yang lebih baik. Kita sebagai rakyat Indonesia yang mengerti akan kepentingan bersama nggak usah memikirkan segala polemik dan saling tarik kekuasaan di DPR RI. Biarlah mereka berebut kue yang nggak jelas rasanya, tapi rakyat dan masyarakat Indonesia tetap harus menciptakan suasana damai, rukun hingga tercipta masyarakat yang adil dan makmur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun