Mohon tunggu...
Teddy Sanjaya
Teddy Sanjaya Mohon Tunggu... Guru - Pecinta Kopi

Suka menulis apa saja yang penting di tulis. Pelajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sahabat

30 Desember 2023   20:14 Diperbarui: 30 Desember 2023   20:15 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dibuat oleh Bing AI)

"Alex, aku tidak ingin kehilanganmu," ujar Ryan, suaranya gemetar. "Tapi kita tidak punya pilihan. Salah satu dari kita harus tetap di sini untuk memberi kesempatan yang lain selamat."

Alex menelan ludah, matanya berkaca-kaca. "Ryan, aku tidak bisa memilih. Kita harus menemukan cara keluar bersama-sama."

Namun, tanah semakin retak dan situasinya semakin kritis. Kedua sahabat itu tahu bahwa waktu mereka terbatas. Akhirnya, mereka membuat keputusan sulit. Tanpa berkata apa-apa, mereka saling berpelukan erat. Lalu, dengan senyuman pahit, Alex mengatakan, "Berjanjilah padaku, Ryan. Teruslah melangkah dan jangan pernah menoleh ke belakang."

Ryan menangis, tetapi ia tahu bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan dirinya. Ia berlalu perlahan dari tempat tersebut, menyisakan Alex yang tersenyum meski hatinya penuh kekhawatiran.

Dengan langkah berat, Ryan melangkah turun, menangis dan berdoa agar temannya tetap aman di tempat yang tinggi. Apakah Alex selamat atau tidak, itu menjadi teka-teki. Hanya waktu yang akan memberi jawaban, dan kisah persahabatan mereka akan tetap menjadi misteri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun