Tak ada mendung menyelimuti hari
Dengan mudahnya ku gambar pelangi
Aku perkasa dan aku menang
Percikan kesedihan hanya sebagai bumbu makan malam ku
Ku sadari dunia yang sedang ku genggam
Tak pernah ku rasakan lembut jemarinya
Aku terjebak semakin dalam melebihi dasarnya
Di medan perang ku kenakan zirah ku ayun pedang
Duduk di atas kuda namun tak kurasakan kemenangan
Aku terbunuh setiap harinya
Aku tercabik setiap mengingatnya
Ku dambakan memotong kepala naga
Lalu ku gantung di balkon untuk ku nikmati bersama hari tua
Gelap tak lagi melarutkan malamku
Runtuhan hujan tak lagi membasahi airku
Aku tertusuk dan ingin menang dimasa lalu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI