Tak ada mendung menyelimuti hari
Dengan mudahnya ku gambar pelangi
Aku perkasa dan aku menang
Percikan kesedihan hanya sebagai bumbu makan malam ku
Ku sadari dunia yang sedang ku genggam
Tak pernah ku rasakan lembut jemarinya
Aku terjebak semakin dalam melebihi dasarnya
Di medan perang ku kenakan zirah ku ayun pedang
Duduk di atas kuda namun tak kurasakan kemenangan
Aku terbunuh setiap harinya
Aku tercabik setiap mengingatnya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!