Dalam IPS kita mempelajari banyak hal yang terjadi di samping kanan kiri kita, termasuk masyarakat, masalah sosial, penyimpangan, yangmana hal ini membutuhkan pemikiran yang jeli, dan kritis. Dalam IPS kita tidak dapat memandang suatu hal yang salah adalah seratus persen salah.Â
Tetapi IPS mengajarkan bahwa sesuatu yang salah bisa menjadi benar, tergantung darimana sudut pandang kita menyikapinya karena atas dasar faktor-faktor tertentu.
4. IPS Tidak Memiliki Prospek Kerja yang Cerah!
Apabila kita berpendapat bahwa IPS tidak memiliki prospek kerja yang cerah, maka apakah para Kedubes, Diplomat, Konsultan Hukum, Pengacara, semuanya adalah anak non IPS? Perlu dipertimbangkan kembali konsep yang salah di pemikiran masyarakat ini.Â
5. IPS Tempat Anak Buangan!
Mungkin mengalokasikan peserta didik menuju ke IPS karena IPA tidak memiliki kelas yang cukup, dan IPS memiliki kelonggaran kelas yang sangat banyak. Hmm.. mengapa tidak melebihkan saja jumlah kelas untuk program IPA? dan mengurangi kelas IPS agar tidak terjadi kekosongan bangku? Sehingga peserta didik yang tidak diterima di IPA masih bisa melanjutkan harapan mereka untuk menggeluti program yang diinginkannya, tanpa harus merubah tujuan jurusan utamanya.
Tentu hal itu sudah menjadi regulasi tiap sekolah yang penulis tidak memiliki kewenangan untuk menyangkalnya.
Kelima hal tersebut adalah stereotipe masyarakat yang masih melenceng jauh dari cita-cita IPS yang tertuang dalam Kurikulum 2013 yaitu :