dear kamu, aku sadar saat ini sedang rapuh. beribu permasalahan yang mencuci keruh otakku membuat aku tak mampu berpikir jernih. tumpukan kuitansi yang harus dihitung ulang lengkap dengan kebenaran transaksinya. laporan akhir minggu yang harus tertata rapi senin pagi di atas meja kerja si boss. dering telepon yang tak kunjung usai dengan segala permintaan yang semuanya mau cepat. desakan rekan kerja yang butuh bantuan dengan wajah memelasnya dan aku sadar, aku bukan orang yang bisa bilang tidak dengan tatapan mata semengenaskan itu. sementara, tiba-tiba saja aku ingat kamu. kamu yang baru saja datang di akhir minggu ini. setelah sekian lama aku merindui kamu dalam diam. tidakkah kamu mengerti, aku ingin segera pulang, bertemu denganmu dan mencumbui setiap sentuhan jariku ditubuhmu. kamu, yang sangat mengerti aku. menampung serapahku dalam diam. cerita tentang pekerjaan yang seolah menenggelamkan aku dalam kesibukan. kamu, yang menenangkan jiwaku yang riuh pada kerinduan meraih mimpiku yang kadang tak masuk akal. tapi kamu selalu mengerti. dalam diam, kamu selalu mengertiaku. aku butuh kamu saat ini. sangat. untuk sekedar meletakkan kelelahanku, sambil mencecap secangkir teh panas, menggelitik tubuhmu dengan canda, mencumbui setiap desahan resah. kamu, sangat - mengerti - keresahan - hatiku. temui aku sore ini, cinta, bila kamu menginginkanku. temani aku sambil menunggu senja reda. karena aku percaya besok pagi ada hari baru yang menyesap semua kelelahan hari ini. tolong, aku kangen kamu ... laptop kecilku !!! secangkir gelas rindu untuk my choleric angel ^^ -- hadirmu semacam candu kenyamanan ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H