Di lembayung senja kita pernah berjanji,
Bersama meniti mimpi-mimpi yang penuh ilusi,
Namun takdir gemar bermain dalam sunyi,
Menyelipkan dusta di antara janji-janji.
Kata-kata manismu dulu bagai pelangi,
Menghias langit jiwa yang kering tanpa arti,
Namun kini ku sadari---cinta hanyalah bayang ilusi,
Laksana bintang jatuh yang tak pernah sampai ke bumi.
Aku mencintaimu dengan segenap rindu,
Mendekap harapan meski tahu kau semu,
Namun, di setiap pelukanmu ada kebohongan tersembunyi,
Di balik senyuman, kau sisipkan pedih yang tak terperi.
Kini ku berjalan sendiri dalam dingin malam,
Mengumpulkan serpihan hati yang kau buat karam,
Bukan salahku mencinta, tapi salahku percaya,
Pada cinta yang dari awal sudah ternoda dusta.
Biarkanlah waktu menyembuhkan luka ini,
Menghapus jejak air mata yang pernah mengalir sunyi,
Dan pada akhirnya, cinta yang terdustakan hanyalah cerita,
Di lembar terakhir sebuah novel cinta yang tak lagi nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H