Pak Joko pun ikut tertawa melihat kekacauan itu. "Mungkin Oreo ingin membantu kamu menyelesaikan tugasnya," celetuknya sambil tertawa.
Maya mendengus, "Mungkin benar juga, Pak. Tapi ini membuat saya gila."
Tak lama kemudian, Maya memberi makan Oreo untuk mencoba menenangkannya. Namun, Oreo justru berlari ke ruang tengah dan menggoyangkan mainan kucingnya dengan keras, mengisi rumah dengan suara gemeretak yang mengganggu.
Pak Joko hanya bisa terkekeh melihat tingkah konyol Oreo. "Dia benar-benar kucing yang unik, ya, Maya."
Maya hanya bisa menggeleng sambil menyesap kopinya. "Iya, benar sekali. Saya tidak pernah bosan dengan kegilaannya."
Sementara itu, di tengah-tengah kekacauan tersebut, tugas Maya ternyata sudah terlewat. Namun, meski begitu, mereka berdua menemukan kebahagiaan dalam momen-momen lucu seperti ini.
Hari itu berlalu dengan tawa dan kekacauan. Maya mungkin tidak menyelesaikan tugasnya, tapi dia belajar bahwa kadang-kadang, kebahagiaan bisa datang dari hal-hal kecil yang lucu di sekitarnya, bahkan dari seekor kucing nakal seperti Oreo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H