Aku hanya sebagai figurn dalam hidupmu,
Seperti bayangan yang terus melayang tak berdaya.
Namun, hatiku tetap berdegup seiring kehadiranmu,
Meski tak kukenal betapa dalamnya perasaanmu.
Kau melintas di kehidupanku seperti angin lembut,
Membawa harum dan kenangan yang kudambakan.
Namun, aku hanyalah pemandangan di tepi jalan,
Yang kau lihat sebentar lalu pergi tanpa terduga.
Aku menyelami samudra rasa yang berkecamuk,
Mengharapkanmu melabuhkan hatimu di dermaga kasihku.
Namun, aku hanya menjadi hiasan di keping kenangan,
Terlupakan di balik riuhnya kehidupan yang kau jalani.
Aku berjalan di sela-sela mimpi yang kau impikan,
Menyusuri lorong hatimu yang tersembunyi.
Namun, aku hanya sebatas bayang-bayang yang hilang,
Saat mentari kau pandang dengan cinta yang terkungkung.
Aku ingin menjadi lebih dari sekadar figurn dalam hidupmu,
Melebur menjadi satu dalam alur cerita yang kau bina.
Namun, jika aku tak lebih dari itu, biarkanlah,
Kukenang kisah kita sebagai puisi yang takkan ternoda.
Walau aku hanya sebagai figuran dalam hidupmu,
Rasakanlah getaran hatiku yang tak berhenti berbicara.
Dalam setiap detak jiwaku, terukir nama yang tersembunyi,
Namun, kuberharap engkau dapat memahaminya suatu hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H