Apakah Manusia harus memperbanyak akalnya dalam pengambilan keputusannya?
Ketika berbicara Manusia maka kita akan berbicara tentang hati dan akal. Tubuh hanya sebagai alat pengungkapannya. Hati adalah rasa yang di karuniakan Tuhan kepada semua makhluk ciptaanya akalpun begitu.Â
Mereka berdua adalah produksi yang begitu kompleks dari Tuhan, sehingga sulit untuk dipahami oleh kita sebagai makhluk yang hanya dititipkan.
Tuhan telah memberi porsi hati dan akal kepada kita dengan kemampuan kita masing-masing, namun apakah kita telah memakainya dengan benar?
Saat ini, orang-orang sering berkata pakailah akal dalam mencintai, bekerja dan apapun itu, seakan-akan hatinya tak berguna sebagai Ibu yang menampung semua emosi dalam dirinya.Â
Pada saat, dia terpuruk hatinya akan bergetar dengan keras hingga memukuli akal yang tanpa respon apa-apa. Pada saat itu dia barulah memikirkan bahwa hatinya sebenarnya tidak sejalan dengan apa yang dipikirkan oleh akalnya.
Hati sejalan dengan akal kita, agar mereka saling menopang satu sama lain dalam mengambil keputusan yang menentukan kemauan kita. Ketika mereka sejalan akan banyak hal-hal indah yang akan terjadi dalam kehidupan kita.Â
Tak ada lagi penyesalan dalam akal ketika hati menjadi landasan pedoman hidup. Mereka akan akur dalam satu kesatuan yang menjadi penggerak hidup kita.
Oleh sebab itu marilah kita memperbaiki proses sinkronisasi antara hati dan akal kita agar tidak menjadi penyesalan dalam melangkah didalam hidup ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H