Mohon tunggu...
Triana Dewi
Triana Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - hakuna matata

teacher-writer-blogger www.trianadewi.com @trianadewi_td

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Rudi Belalang Cerewet, Editor yang Dibayar untuk Cari Kesalahan

27 Mei 2024   07:04 Diperbarui: 27 Mei 2024   07:13 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi anggota CAK KAJI (Cangkrukan Kompasianer Jatim) sungguh banyak sekali manfaatnya. CAK KAJI rutin menggelar acara-acara yang bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita. Terkadang acaranya diadakan secara offline tak jarang juga diadakan secara online.  Seperti hari Sabtu Kemarin tanggal 25 Mei 2024, CAK KAJI mengadakan Instagram Live membahas tentang profesi editor dengan Narasumber Kak Rudi atau yang lebih dikenal dengan nama pena Belalang Cerewet. Acara IG Live kali ini, digawangi oleh salah satu host kesayangan Cak Kaji yaitu Kak Rahmah di akun IGnya @ammachemist. 

Melihat judul acaranya saja sudah membuat orang tertarik untuk melihat, profesi yang dibayar untuk cari kesalahan hahaha wah pasti seru nih ya, profesi apa nih ya, begitu kira-kira yang ada dalam pikiran kita, sehingga tidak sabar untuk segera menyaksikan IG Live tersebut. 

Kak Rudi menceritakan awal kisahnya beliau tertarik dengan pekerjaan sebagai editor karena pernah mengikuti acara bedah buku NH Dini. Pada kesempatan saat itu NH Dini menyatakan bahwa beliau sangat berterima kasih kepada sang editor, karena berkat tangan dingin editor maka buku beliau menjadi semakin bagus dan enak untuk dibaca. Ketika itu Kak Rudi masih duduk di bangku kuliah dan karena acara itulah Kak Rudi sangat terkesan dengan profesi sebagai editor.

Pengalaman Kak Rudi sebagai editor ternyata banyak banget. Kak Rudi pernah bekerja inhouse, juga pernah bekerja di penerbit buku sekolah, kemudian pindah ke penerbit buku populer dengan genre motivasi dan bisnis. Nah untuk editor freelance, sungguh keren sekali karena Kak Rudi pernah ikut mengedit kamus Indonesia-Inggris Hassan Sadily & John M. Echols terbitan Gramedia lho.. Uwow mantap sekali ya pengalamannya. 

Sebetulnya ada dua macam editor di penerbit buku. Yang pertama disebut editor akuisisi (kadang cukup disebut editor). Tugasnya selain menyunting naskah dari segi materi, editor akuisisi juga merencanakan buku apa saja yang akan diterbitkan, kemudian juga berkomunikasi dengan penulis atau calon penulis. Lalu memutuskan mana naskah yang layak diterbitkan dan mana yang tidak. 

Yang kedua disebut sebagai penyunting naskah atau kopieditor. Tugasnya biasanya memeriksa ketepatan ejaan, tata bahasa, dan struktur kalimat agar naskah menjadi buku yang enak  untuk dibaca. Kopieditor biasanya mendapatkan pengarahan dari editor dalam penyuntingan.

Sebagai editor yang sudah malang melintang bertahun-tahun maka banyak pengalaman menarik yang didapat Kak Rudi. Pengalaman yang paling berkesan adalah ketika ikut mengedit Kamus Hassan Sadily dan John M Echols. Saat itu harus mengedit dengan sangat teliti karena pada edisi revisi wajib memuat tema dan subtema yang lebih lengkap. Juga ketika mengedit buku seri motivasi dimana penulisnya adalah orang asing dari Selandia Baru, maka Kak Rudi harus bisa menyelaraskan antara hasil terjemahan dengan maksud si penulis. 

Oya menjadi editor itu sebetulnya tidak melulu mencari-cari kesalahan orang, ada naskah yang sudah sempurna sehingga Kak Rudi tidak perlu terlalu banyak mengedit. Suatu ketika Kak Rudi pernah dikomplain karena dianggap tidak mengedit, padahal memang naskahnya sudah sempurna sehingga editor tidak perlu lagi mengkoreksi hehehe..

Berikut ini adalah skill yang harus dimiliki seorang editor menurut Kak Rudi, antara lain yaitu

1. Menguasai ejaan

2. Menguasai tata bahasa

3. Bersahabat dengan kamus dan tesaurus

4. Punya communication skill yang mumpuni, untuk menjalin hubungan baik dengan penulis atau calon penulis, juga berkomunikasi dengan pembaca

5. Kejelian untuk membaca kebutuhan pasar

6. Bisa berbahagia asing (minimal bahasa Inggris)

7. Punya kepekaan bahasa untuk mengemas atau mengolah naskah

8. Berwawasan luas (baca buku, nonton film, baca berita, dll.)

9. Punya kemampuan menulis

Wah tampaknya berat juga ya hehehe mungkin memang perlu banyak latihan untuk akhirnya  menjadi seorang editor yang handal. 

Saat ini menurut Kak Rudi profesi editor sepertinya kurang dikenal masyarakat, makanya perlu adanya sharing seperti ini agar gen Z bisa mengetahui kalau ada profesi keren dibalik buku-buku keren yang mereka baca selama ini. 

Wah tak terasa Obrolan di IG Live harus berakhir, ternyata satu jam terasa kurang ya, apalagi Kak Rahmah sebagai moderator sangat seru menghandlenya sehingga membuat live kali ini sungguh menyenangkan menyimaknya. Kak Rudi sebagai Narasumber juga menjelaskan dengan sangat detail dan mudah dipahami. Terima kasih buat Kak Rudi dan Kak Rahmah! Sukses terus CAK KAJI ditunggu acara berikutnya yaa..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun