Akhirnya Ais dirujuk ke Rumah Sakit dr.Iskak Tulungagung, tempat adikku bekerja. Aku pasrah dan berusaha ikhlas. Aku menghibur hatiku dengan meyakinkan bahwa apa yang harus dilalui Ais itu pasti yang terbaik. Walaupun tak dapat kupungkiri bahwa aku sebetulnya takut sekali Ais harus menjalani operasi.
Adikku membesarkan hatiku, aku tak perlu berpikir macam-macam, toh nanti adikku sendiri yang akan mengawal pelaksanaan operasi itu. Aku berusaha tabah. Omnya pasti akan berusaha sebaik mungkin melakukan operasi untuk Ais, keponakannya.
Atas rekomendasi adikku, Ais dirawat di kamar yang nyaman yaitu di Graha Hita, padahal hak BPJSku itu kelas satu. Tetapi walaupun mendapat kamar yang nyaman aku tetap tidak tenang bila teringat Ais harus menjalani operasi.
Serangkaian pemeriksaan dilakukan sebelum operasi, salah satunya adalah MRI. Dari hasil MRI diketahui bahwa Ais memang harus operasi. Aku sudah pasrah dan hanya bisa berharap yang terbaik.
Alhamdulillah ada dua adikku yang kebetulan dokter semua, yang mengawal Ais. Pemeriksaan dilakukan dengan sangat detail. Operasi yang akan dilaksanakan adalah operasi besar. Maka persiapannya harus matang. Selain di MRI, Ais juga di USG ulang. Pokoknya banyak pemeriksaan yang dilalui Ais sebelum operasi. Dan itu semua membuat aku semakin khawatir.
Setelah serangkaian pemeriksaan maka dokter memutuskan bahwa operasi akan diadakan pada hari Jumat. Aku tak berdaya dan tak punya pilihan selain menyetujuinya. Semoga Ais kuat menjalaninya dan semoga operasi berjalan lancar.