Mohon tunggu...
Laurens Sipahelut
Laurens Sipahelut Mohon Tunggu... -

...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dalil Rob Riemen: Sebut Wilders fasis, supaya kita paham apa yang tengah terjadi

2 April 2015   10:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:38 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa? Bukannya dia dengan tegas justru mendukung mazhab tersebut?
Mazhab Yahudi-Nasrani-humanisme yang baik meninggikan bangsa. Wilders tidak ingin meninggikan massa, dia ingin menguasainya. Dia menjalankan demagogi, dia mencari kambing hitam, dia berdusta dalam programnya. Itu justru menjadikan dia anti-demokrat yang sejati.

Bila bukan mazhab Yahudi-Nasrani-humanisme, apa dong yang dia galakkan?
Wilders cuma mengincar satu hal: kekuasaan. Wilders sama siapa pun tidak berani berdebat. Dan di Majelis Rendah dia berdebat bukan dengan memakai argumen.

Lalu begitu dia memegang kekuasaan tersebut?
Dia ingin lebih banyak lagi kekuasaan.

Jadi, menurut Anda, satu setengah juta pemilih terkecoh sama dia?
Wilders menjalankan politik dusta abadi. Tangan kanan dia, Martin Bosma, menyebut Hitler seorang 'sosialis'. Perhatikan, tanpa awalan 'nasional'. Hitler adalah orang kiri, kata Bosma. Dengan dalil tersebut, Bosma jadi bisa menyalahkan kiri atas semuanya. Media, yang menjadi mesin propaganda Wilders, menyiarkan hal tersebut tanpa banyak komentar. Banyak pembuat program acara lebih mementingkan rating ketimbang kualitas. Atau mereka terlalu takut untuk mengemukakan kritik terhadap Wilders. Kritik saya, misalnya. Yang mereka sebut cerita yang kelewat timpang. Karena tidak ada suara PVV-nya.

Pemilih Wilders sangat memprihatinkan masalah imigrasi dan integrasi. Bukankah wajar apabila Wilders menekankan dua hal tersebut?
Imigrasi dan integrasi bukan masalah terbesar. Secara menyeluruh, Wilders tidak memperhatikan krisis keuangan, krisis lingkungan hidup, krisis peradaban, globalisasi, buruknya pendidikan. Bagi peradaban kita fundamentalisme pasar lebih parah ketimbang fundamentalisme Islam.

Jadi, visi parpol lainnya lebih mumpuni?
Cukup memalukan dan mencemaskan sebetulnya bahwa kabinet ingin meyakinkan kita bahwa penghematan sebesar 18 miliar euro bakal mengatasi semua masalah itu. Kalau tidak punya visi, kamu ikut mencelakakan bangsa. Politikus cuma peduli sama pol Maurice de Hond. Selain itu, VVD dan CDA menjalankan politik burung unta, karena mereka menafikan adanya sesuatu yang tidak beres dengan konstruksi toleransi PVV. Hasilnya, seorang penjual kecap bisa menjadi orang yang berpengaruh. Mereka membuat kesalahan yang sama yang dibuat oleh kalangan konservatif pada tahun dua-puluhan: waktu itu mereka, pada awalnya, mengira bisa membendung gerakan fasistik, dengan anggapan bahwa hal itu akan menawar bahayanya.

Jadi, apa yang harus dilakukan oleh parpol lainnya?
Pemerintah seperti kehilangan hubungan dengan masyarakat dan buta akan masalah-masalah sesungguhnya. Dan yang menarik ialah bahwa dari sejarah kita tahu bahwa begitu sosial demokrat gagal, seperti yang terjadi sekarang di hampir seluruh Eropa, populisme dan fasisme kembali mendapat kesempatan. Nihilisme dan ketiadaan nilai-nilai rohaniah merupakan masalah terbesar kita, dan semua krisis yang terjadi, terjadi sebagai akibat dari krisis peradaban itu. Apabila kamu membiarkan debat didominasi sama pokok pikiran Wilders, kita kehilangan waktu yang berharga untuk mengatasi masalah-masalah sesungguhnya, yang ada maupun yang muncul.
Dan keadaannya tidak harus seperti ini. Sebagai optimis sejati, saya yakin akan itu. Banyak yang bisa kita capai cukup dengan mengakui bahwasanya inflasi nilai yang paling afdal terjadi apabila uang dianggap barang terpenting. Akan tetapi, wawasan seperti itu juga mensyaratkan adanya keberanian tertentu dari kalangan elite, keberanian yang saat ini sepertinya masih absen.

Ada juga yang memandang populisme sebagai cara untuk menjembatani kesenjangan antara politik dan masyarakat.
Mario Vargas Llosa pernah menjawab pertanyaan itu dengan apik: yang namanya 'sedikit populisme' itu tidak ada, seperti halnya tidak ada yang namanya 'sedikit hamil'. Artinya, jangan sekali-kali ambil jalan itu, soalnya tidak ada jalan balik. Saat ini, VVD, PvdA dan CDA adalah parpol-parpol populistik, karena mereka tidak mempunyai gagasan. Lihat saja (dokumenter) De Wouter Tapes: tim kampanye PvdA sendiri bingung mengartikan asas PvdA. Sekarang ini, para sosial demokrat harus meng-Google kata 'solidaritas' untuk mencari tahu artinya.

Apakah kebetulan bahwa menurut Anda fasisme muncul justru pada saat ini?
Tidak. Kita telah mendarat dalam suatu masyarakat kits. Norak, materialistis. Setiap orang wajib memiliki barang terbaru. Orang tidak yakin akan jati dirinya. 'Asyik' menjadi tolok ukur untuk segalanya. Pendidikan dan media telah merosot.

Dan politikus-politikus ternama diancam.
Menurut hemat saya, fundamentalisme muslim adalah aib. Setiap agama bisa menjadi fundamentalistis, dan itu harus diperangi. Akan tetapi, lakukan dulu sesuatu terhadap nihilisme dan hilangnya nilai-nilai rohaniah, yang sudah berujung dengan krisis peradaban kita. Dan jangan samakan suatu agama dengan kalangan fundamentalisnya.

Prinsip Anda?
Saya menggalakkan budaya dan pelestarian nilai-nilai rohaniah, karena dua hal tersebut menjadi cermin manusia. Apabila orang fasis melihat dirinya dalam cermin itu, dia akan melihat kehampaannya sendiri. Oleh karena itu, mereka tidak pernah berbicara soal budaya. Budaya adalah ikhtiar masyarakat yang beradab.

Sumber: robriemen.nl.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun