Artifitial Intelegent (AI) dalam Industri Snack Food dan Efeknya Dalam Menimbulkan Pekerjaan Baru
Oleh: TB. Sirojudin
- Penerapan AI dalam industri snack food. Apa saja perubahannya?
Pengenalan AI dalam industri snack food telah menjadi tren yang semakin populer selama beberapa tahun terakhir. Teknologi ini memungkinkan produsen snack food untuk meningkatkan efisiensi dengan mengotomatisasi proses pengepakan. Beberapa perubahan signifikan yang ditimbulkan oleh penggunaan AI dalam industri snack food di tempat kami termasuk peningkatan kecepatan pengepakan, peningkatan presisi dalam pengepakan, dan peningkatan kontrol pengepakan finish good. Namun, efek dari pengenalan AI dalam industri snack food tidak hanya terbatas pada peningkatan kualitas dan efisiensi pengepakan. Hal ini juga ternyata telah membuka pintu bagi pengembangan pekerjaan baru seperti halnya rekrutmen tenaga IT.
- Membandingkan efisiensi produksi sebelum dan sesudah penerapan AI di industri snack food
Sebelum penerapan AI di industri snack food, produktifitas pengepakan masih mengandalkan kerja manusia dalam jumlah yang banyak secara manual, sehingga terdapat potensi kesalahan hasil pengepakan dan produktifitas yang kurang maksimal. Namun, setelah penerapan AI menggunakan teknologi High Quality Robotic Arm Packaging for Industrial di proses pengepakan, produktifitasnya meningkat secara drastis sebesar 32% sesuai data pada Tabel 2. 1 di bawah. Dalam hal ini, efisiensi pengepakan setelah penerapan AI jauh lebih baik dibandingkan dengan efisiensi sebelumnya (manual).
Tabel 2. 1 Perbandingan Kenaikan Produktifitas Sebelum vs Setelah Automation
Efisiensi terjadi pada pengurangan Manpower, akibat pekerjaan proses pengepakan digantikan oleh AI (mesin Robotic). Contoh mesin Robotic yang akan digunakan untuk pengepakan yaitu:
Gambar 2. 1. High Quality Robotic Arm Packaging for Industrial
Perkiraan mesin Robotic yang akan digunakan beserta harga per item ditampilkan pada Tabel 2. 2.
Tabel 2. 2 Estimasi Biaya Investasi Mesin Robotic untuk Proses Packaging
Namun perusahaan masih menggunakan manpower manual untuk mengakomodir pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan sepenuhnya oleh AI seperti proses rework, sorting by SKU, pengawasan, dan administrasi. Disamping itu penerapan teknologi Robotic ini juga menghasilkan peluang pekerjaan baru seperti staff dan Spv IT, dikarenakan software dan hardware mesin Robotic membutuhkan perawatan dan keahlian dari tenaga IT. Terlampir data perbandingan pada Tabel 2. 3 berikut:
Tabel 2. 3 Perbandingan Penggunaan Manpower Sebelum vs Setelah Automation
Dengan adanya efiensi manpower, maka secara otomatis terjadi efisiensi biaya (potential cost saving). Variabel cost saving ditentukan dari besarnya gaji yang dikeluarkan sebelum dan setelah automation, dikurangi dengan biaya investasi mesin Robotic dan biaya perawatan. Data besaran cost saving terlampir pada Tabel 2. 4 berikut:
Tabel 2. 4 Potential Cost Saving Setelah Automation
Dengan melihat data pada Tabel 2. 4 di atas maka dapat ditarik kesimpulan rata-rata potential cost saving setelah diterapkannya Automation menggunakan Robotic sebesar 31% atau 9,7 Miliar per tahun dan mulai meningkat dua digit setelah tahun ke-7. Jika dibandingkan harga mesin Robotic yang dibeli sebanyak 72 pc atau investasi sebesar 75,1 Miliar (include pajak) ditambah perawatan (asumsi sebesar 30,07% dari harga mesin Robotic) selama 10 tahun sebesar 22,6 M, masih menghasilkan profit berupa potential cost saving sebesar 9,7 Miliar pertahun, maka project ini layak untuk dijalankan atau diteruskan oleh perusahaan.
- Dampak positif AI dalam industri snack food. Munculnya peluang pekerjaan baru
Salah satu dampak positif dari AI dalam industri snack food adalah munculnya peluang kerja baru. Karena Automation yang diimplementasikan pada proses pengepakan industri snack food, ada kebutuhan akan pekerja terampil yang dapat mengoperasikan dan memelihara sistem ini. Dalam hal ini tenaga IT yang terdiri dari 18 orang Staff IT dan 3 orang Spv IT, yang bertugas sebagai:
- Analisis kebutuhan. IT akan menganalisis proses pengepakan yang ada, volume produk, ukuran, dan spesifikasi produk yang akan dikemas.
- Pemilihan dan pengadaan mesin. IT melakukan riset dan pemilihan mesin Robotic pengepakan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Melibatkan evaluasi berbagai opsi mesin, mengumpulkan informasi tentang fitur dan spesifikasi, serta mempertimbangkan anggaran yang tersedia.
- Pemasangan dan integrasi. Setelah mesin Robotic dipilih, IT akan bertanggung jawab untuk memasang dan mengintegrasikannya dengan sistem yang sudah ada. Ini melibatkan kerja sama dengan vendor mesin dan pengaturan antarmuka dengan sistem perusahaan.
- Pengujian dan pelatihan. IT melakukan pengujian mesin sesuai fungsionalitasnya dan perlu melatih operator dan packer dalam penggunaan mesin (pemrograman dan pemeliharaan dasar).
- Pemeliharaan dan dukungan. IT akan memberikan dukungan teknis dan pemeliharaan rutin untuk mesin Robotic pengepakan. Mencakup pemantauan performa, pemecahan masalah, dan perawatan rutin seperti pembersihan, pelumasan, dan penggantian suku cadang.
- Keamanan dan keandalan. IT perlu memastikan bahwa mesin Robotic pengepakan memenuhi standar keamanan yang diperlukan. Termasuk memastikan bahwa mesin tidak membahayakan operator dan packer, serta menjaga integritas produk yang dikemas.
- Pemantauan dan peningkatan. IT memantau kinerja mesin Robotic pengepakan dan mengidentifikasi potensi peningkatan efisiensi atau perbaikan pengepakan.
- Kesimpulan
- Dengan menggunakan mesin Robotic sebagai penerapan Automation (AI) dapat meningkatkan produktivitas sebesar 32% dari 112,920 car/day menjadi 148,800 car/day.
- Efisiensi akibat penerapan automation mampu menurunkan jumlah manpower secara total turun sebesar 293 orang dengan pembagian jabatan operator turun 40%, posisi packer turun 78%, posisi admin turun 50%, dan posisi Prod Spv turun 33%.
- Potential cost saving yang diakibatkan oleh penurunan penggunaan manpower manual beralih ke automation berkisar rata-rata 9,7 Miliar atau 37% per tahun.
- Timbulnya peluang pekerjaan baru yaitu tenaga IT untuk memastikan project automation berjalan baik minimal dalam 10 tahun ke depan dan seterusnya. Perusahaan melakukan rekrutmen sebanyak 21 orang tenaga IT dengan job position terdiri dari 18 orang Staff IT dan 3 orang Spv IT.
Penulis: TB. Sirojudin. 12 Juli 2023. 23:11 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H