Di sini, saya tidak akan mengomentari uang segitu cukup atau tidak. Karena sampai sekarang, aku blm bisa memberikan istri dengan nominal sekian.Â
Yang akan kita bahas di sini adalah DI MANA LETAK KEHARMONISAN SEBUAH RUMAH TANGGA?Â
Pipit dan suaminya ini usia pernikahan memang belum lama. Saya tahu betul saat pacaran, suami Pipit ini ngejar-ngejarnya seperti apa. Sangat. Bahkan hampir setiap saat. Saat apel ataupun ke mana, bawanya ya, mobil. Siapa sih yang nggak kepincut?Â
Setelah menikah ternyata sangat bertolak belakang. Â
Yang tadinya perhatian, ternyata tidaklah demikian. Yang tadinya kerap memberikan sesuatu, sekarang dibatasi.Â
Setelah ditanya lebih dalam, kenapa kok bisa kerap bertengkar, nangis2, tetangga kerap demgar omelan mereka, bahkan orang tua dari suaminya ini acuh tak acuh bahkan mendukung anaknya ketimbang menantunya.Â
Ternyata:Â
Keluarga suaminya ini memang pendidikannya tinggi semua. Mereka punya jabatan. Kakak iparnya PIpit pun seorang yang bersepatu dan bergaji lumayan. Orangtuanya pun demikian.Â
Lantas, Pipit ini siapa?
Ia hanya anak orang sederhana yang punya saudara kandung banyak. Sedangkan pendidikannya hanya sampai SLTA. Ia pun tak bekerja, dikarenakan sama suami tidak diperbolehkan.Â
Beda derajat inilah yang membuat Pipit tidak leluasa dalam bertindak sebagai ibu rumah tangga. Suami tidak perhatian. Kerap memarahi bahkan omongannya kasar. Dia bak seorang raja yang harus dilayani. Sedangkan untuk melayani itu, masih kurang dan terbatas.Â