Mohon tunggu...
Tb Adhi
Tb Adhi Mohon Tunggu... Jurnalis - Pencinta Damai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sich selbst zu lieben ist keine ritelkeit, sondern vernunft

Selanjutnya

Tutup

Politik

Banyolan Politik, Mana Mungkin Gerindra Terima Ajakan PKS, Bangun Koalisi Perubahan

8 Desember 2022   10:51 Diperbarui: 8 Desember 2022   11:06 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon. (Foto: Kompas.com).

Pada Pemilu terakhir itu, 2019, perolehan suara Gerindra adalah 12,57% dengan menggaet kursi DPR 78. Gerindra di posisi ketiga setelah PDIP (19.33%/128 kursi), di urutan kedua Golkar (12,31%/85 kursi). Di bawah Gerindra, NasDem (9.05%/59 kursi), PKB (9,69%/58 kursi), Demokrat (7,77%/54 kursi), baru PKS (8,21%/50 kursi), kemudian PAN (6,84%/44 kursi), dan PPP (4,52%/19 kursi).

Merujuk pada perolehan suara dan kursi DPR RI itu wajar jika Ari Junaedi juga menyeret-nyeret NasDem yang sempat merespon gembira wacana rujuk Gerindra dengan PKS. Kata elit NasDem, jika Gerindra bergabung dengan PKS dan otomatis ke KP juga maka Gerindra harus siap menerima konsekuensi Prabowo Subianto tidak menjadi capres. Pasalnya, capres dari KP adalah Anies Baswedan.

Pastilah Prabowo akan menolak mentah-mentah. Dan itu yang memang dikonsumsi publik. Prabowo tertawa lepas ketika media menyinggung kemungkinan Gerindra rujuk dengan PKS dan bergabung dengan KP.

Lebih realistis untuk Gerindra bergabung dengan poros nasionalis yang menjadi bagian dari koalisi pemerintah. Jika untuk kepentingan nasional dan tidak untuk kepentingan sesaat akan lebih ideal jika Gerindra bergabung dengan blok nasionalis seperti PDI-P, dan Golkar, atau tetap dengan PKB sekarang melalui Koalisi Indonesia Raya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun