TETIBA syair dari "Kegagalan Cinta" Rhoma Irama itu tersirat di benak. Sejatinya setelah Pangi Syarwi Chaniago mengisyaratkan adanya potensi NasDem untuk hengkang dari Koalisi Perubahan, koalisi yang diusungnya bersama Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). "Dia yang memulai dia bisa juga mengakhiri," ujar Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu, sebagaiamana disampaikannya di kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, pertengahan pekan lalu.
Frasa "Kau yang mulai yang mengakhiri" adalah bagian dari senandung Rhoma Irama belasan tahun silam melalui "Kegagalan Cinta". Kegagalan kini diambang dihadapi NasDem, Demokrat dan PKS, dalam konteks kesepakatan untuk membangun Koalisi Perubahan.
Belum terbangunnya Koalisi Perubahan itu pula yang membuat mereka belum bisa mendeklarasikan calon presiden dan wakil presiden yang akan dimajukan pada Pilpres 2024. Kita pahami, NasDem baru sebatas mengajukan Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres), namun untuk resmi menjadi capres, NasDem tidak bisa bermain sendiri.
NasDem, Demokrat dan PKS belum menyepakati calon wakil presiden yang akan mendampingi Anies. NasDem memang selalu berkelit dengan menyebut bahwa penentuan figur cawapres sepenuhnya menjadi kewenangan Anies. Dan, besar kemungkinan Anies bakal memilih calon pendampingnya dari figur di luar koalisi.
Itulah yang memancing komentar pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago. Itulah juga yang membuat Pangi menyebut bahwa ada kemungkinan NasDem hengkang dari Koalisi Perubahan. Dia mengisyaratkan, seperti dikutup media, Anies tidak menemukan figur yang pas dari PKS maupun Demokrat.
Pilihan dari Anies, dan rencana pembentukan Koalisi Perubahan, memang tidak bisa dipisahkan. Demokrat dan PKS pastinya tidak mau begitu saja menerima sikap Anies yang berkehendak memilih calon pendampingnya dari luar partai koalisi.
Merujuk dari interaksi dan dinamika yang berkembang belakangan ini, NasDem sendiri sepertinya belum lepas dari guncangan badai yang menerpa. Di internal partai, partai besutan Surya Paloh ini masih menghadapi persoalan seputar pengunduran diri dari sejumlah kader seniornya. Menariknya, pengunduran diri mereka berkaitan dengan pilihan Surya Paloh kepada Anies sebagai bacapres.
Sejak Anies diumumkan sebagai bacapres NasDem pada 3 Oktober lampau, NasDem didera gelombang pengunduran diri dari kader-kadernya di beberapa daerah. Terkini, NasDem harus "merelakan" Enggartiasto Lukita, Siswono Yudo Husodo, dan Siti Rohmi Djalilah.
Enggartiasto Lukita dan Siswono Yudo Husodo adalah dua menteri dari masa lalu, sementara Siti Rohmi Djalilah wakil gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB). Enggar dan Siswono masuk dalam struktur teras partai, sementara Siti Rohmi Djalilah adalah ketua DPW NasDem NTB.
Dikutip dari media, dalam narasi yang beredar mundurnya Rohmi dari Nasdem lantaran mendapat instruksi dari adiknya, TGB Muhammad Zainul Majdi, yang kini menjadi Ketua DPP Harian Partai Perindo. Sementara terkait hengkangnya Enggar dan Siswono karena ketidaksetujuannya atas penetapan Anies sebagai bacapres NasDem.