Bahwa KIB terkesan gamang, juga disampaikan pengamat politik dari Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno dan Jamiluddin Ritonga dari Universitas Esa Unggul. Adi Prayitno meyakini sebagai partai pemenang pemilu Golkar akan mati-matian mengusung Airlangga Hartarto. Namun, dalam interaksinya di KIB, Golkar harus mati-matian pula menghadapi sikap elit PAN dan PPP yang akan mengedepankan soal elektabilitas Airlangga Hartarto tidak naik secara signifikan.
Jamiluddin Ritonga bahkan mengkhawatirkan ancaman perpecahan yang membayangi KIB karena masih terbelahnya sikap dari ketiga partai koalisi. Mengutip pernyatannya di Kompas.com, Jamiluddin menyebut bahwa mayoritas kader PAN dan PPP masih belum sepenuhnya menerima Airlangga Hartarto. Akar rumput PAN dan PPP terbelah pada pilihan atas Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, serta Erick Thohir dan Sandiaga Uno. Dua nama terakhir sejatinya untuk cawapres.
Mencermati kondisi di atas bisa dipahami jika pembahasan serta penentuan capres dan cawapres KIB tidak akan mudah. Ada isyarat dari Zulkifli Hasan, yang menyebut KIB akan melakukan pertemuan pada dua bulan ke depan untuk membahas hal itu. Ketua Umum PAN itu tidak memungkiri bahwa pembahasan masalah itu akan alot.
Mardiono, pelaksana ketua umum PPP, belum bisa memastikan sampai kapan proses pembahasan capres dan cawapres itu akan berlangsung. Dia ingin berhati-hati dalam memilih calon pemimpin untuk Indonesia.
Satu hal yang pasti, capres dan cawapres itu berproses di parpol. Untuk itu, parpol haru berhati-hati, wajib mencermati dinamika yang berkembang di tengah-tengah masyarakat, karena ini mencari pemimpin untuk membangun bangsa dan negara...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H