Oleh karenanya Emrus menolak wacana yang menyatakan ketidakmungkinan PDIP dan PKS berada dalam satu koalisi. Menurutnya ada tiga alasan PDIP bisa bersama PKS. Pertama, kedua partai berkoalisi di pilkada. Kedua, perpolitikan Indonesia sangat cair, tidak hitam-putih. Ketiga, PKS juga partai yang bhinneka tunggal ika.
Airlangga Hartarto pernah berbicara tentang harapannya PDIP bergabung dengan KIB. Tetapi, PKS? Belum pernah ada satu pun yang menyebutkan kemungkinan menarik partai berbasis agama itu ke KIB.
Merujuk pada frasa politik itu cair serta politik bukan sekadar hitam dan putih, apapun bisa terjadi. Juga kemungkinan PKS memutuskan bergabung dengan KIB. Semua berpulang pada keputusan Dewan Syuro. Adalah Dewan Syuro pula yang meminta elit PKS tidak memaksakan kepastian mereka bergabung dengan NasDem dan Demokrat dalam Koalisi Perubahan.
Rencana pembentukan Koalisi Perubahan sudah jauh-jauh hari dikumandangkan, pasca lahirnya KIB. Elit ketiga partai, terutama NasDem, bahkan sudah sejak jauh-hari pula merencanakan deklarasi Koalisi Perubahan pada 10 November, memanfaatkan momentum Hari Pahlawan dan HUT ke-11 NasDem. Koalisi Perubahan itu tidak jadi diumumkan hari ini.
NasDem menginginkan pembentukan Koalisi Perubahan secepat mungkin karena mereka sudah mendeklarasikan Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacalon), sementara Demokrat dan PKS belum satu kata terkait figur yang ditetapkan sebagai pendamping Anies Baswedan...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI