Supandi Kusuma meyakini Airlangga Hartarto bisa membawa wushu Indonesia lebih baik lagi, karena kepandaiannya dalam memilih jajaran pembantunya di kepengurusan. Pendamping yang memahami olahraga wushu sehingga bisa menjawab tantangan prestasi. Apalagi, gerakan wushu itu perlu kesempurnaan karena sedikit saja meleset bisa mengalami kegagalan. Ini yang harus menjadi pertimbangan mengingat persaingan aemakin ketat ke depannya.
Pengorbanan dan dedikasi Supandi Kusuma untuk wushu memang luar biasa, yang sekarang diikuti oleh Airlangga Hartarto. Supandi Kusuma melakukan pembinaan kepada atlet junior sejak 1994, sehingga melahirkan atlet -atlet berprestasi internasional, khususnya di nomor taiji. Ia memimpin PB WI selama tiga periode, yakni 2004-2009, 2009-2013 dan 2013-2017, yang kemudian diwariskan kepada Airlangga Hartarto.
Kita ketahui bahwa di masa kepemimpinan Supandi Kusuma pula Indonesia banyak melahirkan atlet Taiji berprestasi dunia. Di antaranya, Jainab (medali perak Kejuaraan Dunia 1995 di Baltimore, Amerika Serikat), Dwi Arimbi Lubis (medali emas PON 2008), dan Lindswell Kwok (Juara Dunia Junior 2008 di Bali, Juara Dunia Senior 2009 di Kanada 2009, 2013 di Malaysia 2013, 2015 di Indonesia, medali emas SEA Games  Jakarta 2011, Myanmar 2013, Singapura 2015 dan Malaysia 2017, medali emas Asian Games 2018 Jakarta).
Dari sejarah wushu Indonesia, diketahui Taijiquan atau Taiji merupakan salah satu nomor dari disiplin Taolu, sejatinya nomor tangan kosong. Seperti dikutip dari IWUF, Federasi Wushu Internasional, nomor-nomor tangan kosong dari disiplin Taolu adalah Changquan (pukulan panjang), Nanquan atau tinju selatan, dan Taijiquan, kerap juga disebut Tai chi chuan.
Dikutip dari buku 'Sejarah Wushu di Indonesia', Taijiquan atau Tai chi chuan mengimplementasikan gaya wushu dikenal lambat dan gerakannya terlihat santai.
Taijiquan sudah ditetapkan sebagai metode latihan untuk lanjut usia, dan kadang dikenal sebagai "Tai chi" di negara Barat atau untuk orang lain sudah terbiasa dengan wushu.
Aliran wushu ini merupakan kombinasi modern yang didasarkan pada Yang style Taijiquan, juga termasuk gerakan Chen, Wu, dan Sun style. Taiji juga sering disebut sebagai ilmu bayangan. Gerakan-gerakan dari Taiji terkesan lambat, lembut, memutar secara kontinyu dan tidak terputus.
Permainan jurus-jurus Taiji sekilas terlihat tidak begitu istimewa, sulit untuk langsung dipahami, karena memiliki makna dan pengertian yang sangat dalam. Tidak mengherankan jika selama ini ada anggapan bahwa Taiji merupakan ilmu yang paling sempurna. Taiji banyak digunakan untuk latihan kesehatan dan olahraga.
Supandi Kusuma, penyandang Dan VIII Wushu Internasional, berharap 1'st Indonesia Taijiquan Championship 2022 Master Supandi Kusuma Cup,, terselenggara dengan baik. Sebagai sosok yang turut berjasa melahirkan pewushu-pewushu andal tanah air, dan mengangkat nama besar Wushu Indonesia di pentas internasional, Master Supandi mengaku tidak sedikit pun ragu dengan kapasitas dan kemampuan penyelenggara event ini.
Master Supandi yang pernah menjadi Executive Member Federasi Wushu Dunia atau International Wushu Federation (TWUF) menilai, penyelenggaraan 1'st Indonesia Taijiquan Championship 2022 Master Supandi Kusuma Cup akan menjadi titik tolak gelaran event serupa di daerah lain.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H