Mohon tunggu...
Tb Adhi
Tb Adhi Mohon Tunggu... Jurnalis - Pencinta Damai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sich selbst zu lieben ist keine ritelkeit, sondern vernunft

Selanjutnya

Tutup

Politik

Golkar Memberi Banyak Kesempatan kepada Anak Muda

27 September 2022   17:22 Diperbarui: 27 September 2022   17:25 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PAPARAN ini masih terkait hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS), yang menunjukkan Golkar menjadi partai yang paling populer bagi pemilih muda. Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Arifin menyebut meski jadi partai tertua di Indonesia, ternyata Golkar masih nyambung dengan anak muda. Tak pelak, Nurul Arifin mengapresiasi hasil survei lembaga berpengaruh tersebut. Ini sekaligus membuktikan bahwa apa yang selama ini diperjuangkan Golkar juga diterima oleh para pemilih muda.

Apa yang disampaikan Wakil Ketua Umum Golkar Bidang Kominfo itu, sebagaimana dikutip media, tidak berlebihan. Nurul Arifin yang juga anggota Komisi I DPR RI itu punya sejumlah contoh bagus. Partai Golkar dalam Pilkada 2020 lalu menjadi partai penyumbang kader muda terbanyak. Nurul menyebut ada 60 kader yang didorong Golkar maju di Pilkada 2020 lalu.

Hasilnya, 25 di antaranya berhasil lolos atau menang di Pilkada, baik menjadi kepala daerah maupun wakil kepala daerah. Sementara, di jajaran anggota DPR, dari 10 anggota termuda, Golkar juga menempatkan tiga anak muda, yakni Puteri Komarudin, Dyah Roro Esti, dan Adrian Jopie Paruntu yang saat terpilih masih berusia di bawah 27 tahun.

Masih mengutip keterangan Nurul Arifin, pada jajaran Ketua DPD provinsi, ketua-ketua di fraksi Golkar, juga banyak diberikan kesempatan kepada anak-anak muda. Nurul mengurai sejumlah nama, seperti Meutya Hafid, Ace Hasan Syadzili, Melki Laka Lena, Sarmudji, Adies Kadir, Maman Abdurachman, dan Ahmad Doli Kurnia.

Terbaru, Golkar kemungkinan besar akan mengajukan Airin Rachmy Diani sebagai cagub pada Pilkada Banten mendatang. Mantan wali kota Tangsel dua periode itu sebelumnya diwacanakan menjadi calon pemimpin ibu kota Jakarta pada Pilkada serentak 2024.

Sebagaimana dipaparkan sebelumnya, hasil survei CSIS mewujudkan target Golkar yang sejak lama mencanangkan untuk lebih menggaet pemilih milenial. Target menggaet pemilih muda ini tidak hanya untuk jangka pendek, tetapi jangka panjang. Ini dinilai sebagai sebuah langkah maju untuk Golkar.

Diyakini bahwa kalangan milenial atau anak muda adalah pemilih yang prospektif, sehingga partai yang serius menggarap dan menyasar segmen pemilih ini bisa menjadi partai masa depan. Golkar kelihatan menyadari betul tantangan tersebut, sehingga ikhtiar dan usahanya dalam menggarap potensi pemilih milenial terbilang bagus.

Kalangan milenial ini termasuk segmen pemilih yang sulit permanen, tetapi jumlah mereka signifikan. Dengan membersamai kelompok milenial ini, tentu Golkar punya peluang untuk bisa mendekat dan memahami kebutuhan mereka sesuai tantangan kekinian.

Kerja menggaet pemilih milenial ini untuk Golkar tidak hanya berdimensi jangka pendek, tetapi juga akan berdimensi jangka panjang. Minimal akan menjadi investasi jangka panjang.

Milenial urban adalah kekuatan pemilih masa depan, sehingga jika Golkar serius menggarap segmen ini, maka potensi untuk menjadi partai masa depan masih terbuka lebar. Di samping itu, sebagaimana diyakini para pengamat, kelompok-kelompok dan komunitas-komunitas modern berbasis dunia maya memang cair dan dinamis. Kita ketahui, kerapkali aksi dimulai dari soliditas dari media sosial, karena viral dan menjadi perhatian banyak orang.

Jika ada partai yang mau membersamai mereka di dunia maya, maka potensi klik dunia maya dan aksi akan kian besar dan terbuka. Komunitas-komunitas tersebut relatif cair, sehingga butuh sentuhan khusus.

Dalam pemilu, pemilih-pemilih jenis ini menyumbang besar untuk menjadi undecided (bimbang) dan swing voters (massa mengambang). Surokim Abdussalam, peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) mengapresiasi upaya Golkar untuk serius menggarap potensi pemilih muda jelang Pemilu 2024.

Para petinggi Partai Golkar di Surabaya dan berbagai daerah sudah lama menanggapi serius keinginan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang berulangkali menekankan pentingnya Partai Golkar melakukan 'rebranding'. Sebagaimana dikemukakan Ahmad Dolly Kurnia, wakil ketua umum Partai Golkar, 'rebranding' partai beringin sudah dicanangkan sudah sejak lama.

Pendirian Golkar Institute, yang menjadi salah satu upaya Golkar dalam mengedukasi pendidikan politik bagi kalangan milenial, lahir atas rekomendasi Musyawarah Nasional (Munas) X Partai GOLKAR tahun 2019. Mengutip situs Golkar, disebutkan, keberadaan Golkar Institute tak terlepas dalam upaya penguatan kapasitas kader. Secara legal Golkar Institute terbentuk pada tanggal 8 September 2020 dengan nama Yayasan Golkar Institut Sekolah Pemerintahan dan Kebijakan Publik (SPKP).

Golkar Institute disebutkan sebagai Sekolah Pemerintahan dan Kebijakan Publik, pertama yang didirikan oleh sebuah partai politik di Indonesia dan secara inklusif terbuka untuk umum.

Secara umum kita melihat keseriusan para petinggi partai beringin di daerah untuk menggaet pemilih muda diimplementasikan melalui berbagai edukasi pada kalangan milenial. Mereka memberikan pendidikan politik bahwa ber-Golkar itu asyik. Artinya menjadikan Partai Golkar sebagai jembatan pengabdian kepada masyarakat luas secara riang gembira. Kalau hati riang gembira, maka menjalankan tugas atau kerja politik kemanusiaan akan didasari dengan niat ikhlas.

Merujuk pada data daftar pemilih tetap (DPT) Komisi Pemilihan Umum (KPU), pada pemilu serentak 2019 tercatat ada sebanyak 192,83 juta jiwa. Terdiri atas DPT dalam negeri sebanyak 190,77 juta dan DPT luar negeri 1,06 juta. Menariknya, dari angka tersebut pemilih didominasi oleh suara anak muda. Para pemilih pemilih berusia 20 tahun mencapai lebih dari 17,5 juta orang. Sedangkan yang berusia 21-30 tahun sebanyak 42,8 juta orang.

Mengutip data KPU pula, jumlah pemilih muda diperkirakan bakal mendominasi di Pemilu 2024. Ada adagium yang menyebut partai-partai politik harus masuk ke dunia anak muda yang sangat lekat dengan berbagai platform media sosial, terutama sekarang ini Tiktok dan Instagram. Partai yang tidak bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital dinilai 'bisa mati' dan ditinggalkan basis pemilih karena tidak kreatif dan inovatif.

Kesadaran akan pentingnya berinteraksi melalui media sosial relatif sudah lama dimiliki oleh para petinggi Golkar. Partai beringin juga telah menyiapkan strategi untuk mendulang simpati publik lewat medsos tersebut. Salah satunya, melibatkan kader Golkar yang memiliki banyak followers di Instagram. Di antaranya, Nurul Arifin, Meutya Hafid dan Erwin Aksa. Nurul Arifin sendiri, misalnya, memiliki followers lebih dari 103 ribu. Meutya, hampir menembus 100.000. Begitu juga dengan Erwin Aksa.

Nurul Arifin, Meutya Hafid dan Erwin Aksa kerap mensosialisasikan visi partai, serta memposting kegiatan agenda harian partai, dukungan terhadap anak muda, dan mempromosikan serangkaian kegiatan yang dihadiri oleh Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.
 
Airlangga Hartarto selama ini fokus berdialog dengan anak-anak muda. Airlangga Hartarto memang memiliki komitmen dan kesungguhan untuk memajukan peran anak muda untuk berpartisipasi dan memimpin bukan hanya aspek sosial politik, tapi juga ekonomi dan budaya. Ini dikemukakan oleh Ikhwanul, juru bicara Gerakan BerkAH (Berkreasi Bersama Airlangga Hartarto), komunitas relawan Airlangga yang selama ini intens menjalin komunikasi dengan anak-anak muda. Hasil survei CSIS, mengutip Ikhwanul, menjadi penambah semangat gerakan memajukan kreativitas anak-anak muda.

Ikhwanul yang mahasiswa paska sarjaana UI itu melihat tingginya komitmen terhadap kepemimpinan anak-anak muda khususnya di bidang politik dan sosial ekonomi seperti entrepreneurship dan UMKM sangat besar, bukan kaleng-kaleng, atau hanya sekedar artifisial. Dia juga melihat keberpihakan Airlangga Hartarto di Partai Golkar maupun di Kemenko Perekonomian terkait kehadiran anak muda dan kebijakan yang pro terhadap isu-isu keanakmudaan.

Seperti dikutip dari media, Gerakan BerkAH sendiri telah berkeliling lebih dari 30 kabupaten/kota dan bertemu dengan berbagai komunitas anak-anak muda kreatif serta berkolaborasi dalam berbagai proyek pemberdayaan di sejumlah daerah.

Salah satu upaya Airlangga Hartarto yang dinilai fenomenal bagi kalangan muda adalah ketika di saat pandemi yang baru lalu selaku Menko Perekonomian secara khusus telah mengeluarkan kebijakan Program Kartu Prakerja. Saat pandemi lalu, dikutip dari media, program ini sudah memberikan bantuan kepada lebih dari 12 juta anak muda Indonesia. Belum lagi program untuk UMKM melalui KUR dan sebagainya.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun