Konteks penyebutan KIB sebagai koalisi tidak sungguh-sungguh atau ecek-ecek itu dihubungkan Zulfan Lindan dengan penyebutan KIB sebagai sekoci bagi Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024 nanti. Artinya, KIB akan mewadahi Ganjar Pranowo jika akhirnya benar-benar tidak dicalonkan oleh PDIP.
Zulfan yang awalnya adalah kader PDIP--yang bahkan menempatkannya di kursi DPR pada periode 1999-2004- meyakini bahwa KIB dibentuk untuk kepentingan Ganjar Pranowo. Zulfan juga menyebut KIB kualitasnya di bawah koalisi NasDem, PKS dan Demokrat yang akan segera terbentuk. Dia juga meragukan soliditas KIB menyusul pergantian kepemimpinan di PPP.
Apa yang disampaikan Zulfan Lindan menyulut kekesalan para petinggi KIB, khususnya PAN dan PPP. Sebagaimana dikutip dari media, elit PAN Viva Yoga Mauladi dan elit PPP Achmad Baidowi mengisyaratkan mestinya Zulfan Lindan bercermin sebelum mengkritisi orang lain. Viva dan Awiek, sapaan Achmad Baidowi, bahkan menantang Zulfan Lindan tentang rencana koalisi Nasdem dengan PKS dan Demokrat.
Viva dan Awiek heran dengan sikap Zulfan Lindan yang mengkritik KIB di tengah situasi belum punya koalisi. Politisi PAN dan PPP itu balik menyebut Zulfan Lindan cenderung membuat narasi yang mengawang-awang. Jangan sampai membangun koalisi fatamorgana, dinarasikan di awang-awang, tidak turun ke bumi politik di Indonesia, sebut Viva.
Bagaimana Zulfan bisa menyebut koalisi NasDem lebih berkualitas dibanding dengan KIB. Padahal KIB telah selesai menyusun platform dan program koalisi, dan saat ini juga sedang melakukan koordinasi di tingkat kabupaten/ kota.
Jadi, dari parameter kualitas, KIB dan rencana koalisi NasDem tidak dapat dibanding-bandingke, tegas Yoga, menyitir kata dari lagu Farel Prayoga.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H