KEBERHASILAN membawa pulang 5 medali emas dan 3 perunggu dari World Sport University Combat Games 2022 di Samsun, Turki, 23-25 September ini, pastinya meningkatkan optimisme Pengurus Besar Wushu Indonesia pimpinan Airlangga Hartarto menyambut Kejuaraan Dunia Wushu Junior, atau World Junior Wushu Championship (WJWC) VIII 2022.Â
Indonesia menjadi tuan rumah dari kejuaraan dua tahunan bergengsi tersebut. Â Untuk event internasional yang digelar 2-11 Desember 2022 di ICE, Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten, sudah terdaftar ratusan atlet dari 70 negara. PB Wushu Indonesia sendiri mentargetkan rekor peserta dari 80 negara.
Wushu memang tengah naik daun. Kendati baru diperkenalkan awal 1990-an dan baru dikompetisikan di SEA Games 1993, Singapura, atlet-atlet wushu Indonesia terus menuai prestasi pada berbagai penampilannya di kancah regional dan internasional. Lambat laun atlet-atlet terbaik wushu Indonesia semakin dikenal. Komunitas wushu masa kini dan masyarakat umum mungkin masih belum lupa akan Lindswell Kwok.
Ia adalah atlet wushu dari disiplin taolu (keindahan gerak) paling terkenal pada zamannya. Mengutip wikipedia, Lindswell Kwok yang lahir 24 September 1991 adalah mantan atlet taijiquan. Pada tahun 2013, ia dinobatkan sebagai Atlet Terbaik oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI), dan menerima Satyalancana Dharma Olahraga, penghargaan olahraga tertinggi di Indonesia. Atas prestasinya, media menjulukinya sebagai "ratu wushu".
Lindswell mulai berlatih wushu pada tahun 1999, mengikuti langkah kakaknya, Iwan Kwok. Ia meraih medali perak pertamanya di Kompetisi Nasional Junior Indonesia pada tahun 2005 dan medali emas di kompetisi yang sama pada tahun berikutnya. Pada tahun 2006, ia pertama kali berkompetisi di World Junior Wushu Championships (WJWC) di Kuala Lumpur, Malaysia, dan memenangkan medali perunggu taijijian.
Lindswell Kwok sudah lama purna bakti, namun untaian prestasinya terus membayangi penampilan generasi berikutnya. Dari program pembinaan serius PB WI, regenerasi di wushu berjalan dengan baik, sehingga masyarakat umum dan komunitas wushu Tanah Air mengenal banyak penerus Lindswell Kwok.
Adanya regenerasi dan kaderisasi yang baik di wushu tentunya tidak terlepas dari penanganan yang baik pula oleh para pengurus teras PB WI. Cabang olahraga ini beruntung memiliki tokoh dan para pembina yang amat memahami karakter dari para atletnya, sehingga perjuangan dan pengorbanan dari para atlet pun tidak sia-sia.
Wushu Indonesia beruntung memiliki IGK Manila, Supandi Kusuma dan kini Airlangga Hartarto, sehingga regenerasi dan torehan prestasi atlet bisa berkesinambungan. IGK Manila dan Supandi Kusuma sama-sama memimpin PB WI dalam dua periode kepengurusan. Demikian juga dengan Airlangga Hartarto. Ketua Umum Partai Golkar dan Menko Perekonomian itu menggantikan Supandi Kusuma untuk memimpin PB WI periode 2017-2021, dan secara aklamasi terpilih untuk memimpin kedua kalinya pada periode 2022-2026. Manila, Supandi Kusuma dan Airlangga Hartarto juga sama-sama dijuluki 'Bapak Wushu Indonesia'.
Pencapaian prestasi atlet-atlet wushu terbaik Indonesia masa kini tidak terlepas dari sentuhan kepemimpinan Airlangga Hartarto. Begitu juga dari keberhasilan peraihan 5 medali emas dan 3 perak pada World Sport University Combat Games 2022 di Samsun, Turki. Pencapaian 9 atlet yang tergabung dalam Timnas Wushu Indonesia pada kompetisi antar-atlet mahasiswa se dunia itu pastinya juga sangat menginspirasi serta meningkatkan motivasi para atlet wushu di seluruh Tanah Air. Tak terkecuali atlet-atlet junior yang dipersiapkan menghadapi Kejuaraan Dunia Wushu Junior VIII-2022 di ICE BSD, 2-11 Desember nanti. Event tersebut juga pernah diikuti oleh Lindswell Kwok dan Edgar Xavier Marvelo, yang menjadi idola masa kini.
Sebagaimana dipaparkan sebelumnya, pada World Sport University Combat Games 2022 itu PB WI menerjunkan sebanyak 9 atlet yang terdiri dari 5 atlet taolu dan 4 atlet sanda. Lima atlet disiplin taolu (kata, atau keindahan gerak) adalah Edgar Xavier Marvelo, Seraf Naro Siregar, Nandira Mauriskha, Alisyah Mellynar, dan Eugina Diva Widodo. Sedangkan 4 atlet sanda (perkelahian, pertarungan) adalah Laksamana Pandu Pratama, Bintang Reindra N Guitara, Tharisa Dea Florentina dan Thania Kusmaningtyas. Â
Pencapaian 5 medali emas dan 3 perak ini jauh melampaui peraihan 2 emas, 3 perak dan 2 perunggu dari event serupa sebelumnya, tahun 2018 di Macau. Jadi sangat wajar jika keberhasilan dari Samsun, Turkiye ini membuat jajaran PB WI bangga. Ini melebihi target yang diamanahkan oleh Airlangga Hartarto. Wajar jika perasaan puas juga dirasakan oleh para atlet dan jajaran ofisial dari PB WI yang menyertai perjuangan para atletnya di Samsun.