Mohon tunggu...
Tb Adhi
Tb Adhi Mohon Tunggu... Jurnalis - Pencinta Damai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sich selbst zu lieben ist keine ritelkeit, sondern vernunft

Selanjutnya

Tutup

Politik

Survei CSIS: Golkar Idola Anak Muda, Partai Makin Sadar Bermain Medsos

26 September 2022   15:55 Diperbarui: 26 September 2022   16:02 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bersama mahasiswa Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas). (Foto: Undiknas)

PANDANGAN atau stigma yang menyebut Golkar sebagai partainya kalangan tua sudah harus ditinggalkan. Jajak pendapat dari berbagai lembaga survei dalam beberapa tahun terakhir bahkan sudah mengabaikan kecenderungan partai beringin sebagai partainya orang-orang tua. 

Terakhir, sigi atau survei yang dilakukan Centre for Strategic and International Studies (CSIS), yang hasilnya kembali memperlihatkan Golkar menjadi partai yang paling populer bagi pemilih muda.

Hasil jajak pendapat masyarakat oleh CSIS itu diumumkan Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial dari lembaga berpengaruh itu, Arya Fernandes, melalui tayangan di YouTube CSIS, Senin (26/9/2022). Golkar mengungguli PDIP, Gerindra, dibayangi Demokrat.

"Relatif pengenalan terhadap partai kita sudah cukup tinggi dengan jarak antar 4 partai berjaraknya tipis-tipis aja nih. Golkar, PDIP, Gerindra, kemudian Demokrat tipis-tipis tapi sudah lewat di atas angka 90 persen. Baru kemudian NasDem, Perindo," ujar Arya Fernandes, seperti dikutip dari pemberitaan media.

Survei CSIS ini dilakukan pada rentang waktu 8-13 Agustus 2022 terhadap responden yang berusia 17-39 tahun yang diasumsikan sebagai pemilih muda. Penarikan sampel menggunakan multistage random sampling terhadap 1.200 responden di 34 provinsi. Margin of error sebanyak +/-2,84% dengan tingkat kepercayaan 95%.

Survei ini menyajikan pertanyaan 'Apakah Anda mengenal (pernah dengar/melihat/mengetahui) nama-nama partai di bawah ini/ Dan bila mengenal, apakah Anda suka dengan partai politik tersebut?'.

Arya juga menyebut beberapa partai yang popularitasnya masih di bawah 70%, seperti PKB. Begitu juga dengan PSI, yang selama ini mengklaim sebagai partainya golongan milenial, dengan mayoritas pengurusnya anak-anak muda.

Survei CSIS menunjukkan dominasi Golkar dari segi popularitas, yang mencapai 94%. Sementara dari sisi kesukaan, persentase pemilihnya mencapai 75%. Golkar mengungguli PDIP dari kedua aspek, yakni popularitas dan kesukaan, di mana partai banteng moncong mendapatkan 93,5% dan 68,2 %.

PDIP mengungguli Gerindra dari persentase popularitas, tetapi kalah dari sisi kesukaan. Gerindra masing-masing mendapatkan 92,7% dan 79%. Sementara itu, Demokrat yang masih menjadi sorotan karena berbagai pernyataannya terkait Pemilu 2024 yang mereka sebut berpotensi tidak jujur dan tidak adil, popularitas dan tingkat kesukaan pemilihnya masih relatif tinggi, yakni masing-masing 91,6 % dan 82%.

Hasil survei CSIS mewujudkan target Golkar yang sejak lama mencanangkan untuk lebih menggaet pemilih milenial. Target menggaet pemilih muda ini tidak hanya untuk jangka pendek, tetapi jangka panjang. Ini dinilai sebagai sebuah langkah maju untuk Golkar.

Kalangan milenial atau anak muda adalah pemilih yang prospektif, sehingga partai yang serius menggarap dan menyasar segmen pemilih ini bisa menjadi partai masa depan. Golkar sadar betul tantangan itu, sehingga ikhtiar dan usahanya dalam menggarap potensi pemilih milenial cukup bagus.

Meski kalangan milenial ini termasuk segmen pemilih yang sulit permanen, tetapi jumlah mereka signifikan. Dengan membersamai kelompok milenial ini, tentu Golkar punya peluang untuk bisa mendekat dan memahami kebutuhan mereka sesuai tantangan kekinian.

Merujuk pada pernyataan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, kerja menggaet pemilih milenial ini untuk Golkar tidak hanya berdimensi jangka pendek, tetapi juga akan berdimensi jangka panjang. Minimal akan menjadi investasi jangka panjang.

Milenial urban adalah kekuatan pemilih masa depan, sehingga jika Golkar serius menggarap segmen ini, maka potensi untuk menjadi partai masa depan masih terbuka lebar. Selain itu, mengutip Surokim, kelompok kelompok dan komunitas-komunitas modern berbasis dunia maya memang cair dan dinamis, tetapi kerapkali aksi dimulai dari soliditas dari media sosial.

Jika ada partai yang mau membersamai mereka di dunia maya, maka potensi klik dunia maya dan aksi akan kian besar dan terbuka. Komunitas-komunitas tersebut relatif cair, sehingga butuh sentuhan khusus. 

Dalam pemilu, pemilih-pemilih jenis ini menyumbang besar untuk menjadi undecided (bimbang) dan swing voters (massa mengambang). Surokim Abdussalam yang juga peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) mengapresiasi upaya Golkar untuk serius menggarap potensi pemilih muda jelang Pemilu 2024.

Para petinggi Partai Golkar di berbagai daerah sudah lama menanggapi serius keinginan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang berulangkali menekankan pentingnya Partai Golkar melalukan 'rebranding'. Sebagaimana dikemukakan Ahmad Dolly Kurnia, wakil ketua umum Partai Golkar, 'rebranding' partai beringin sudah dicanangkan sejak Munas 2016 silam.

Keseriusan para petinggi partai beringin di daerah untuk menggaet pemilih muda diimplementasikan melalui berbagai edukasi pada kalangan milenial, memberikan pendidikan politik bahwa ber-Golkar itu asyik. Artinya menjadikan Partai Golkar sebagai jembatan pengabdian kepada masyarakat luas secara riang gembira. Kalau hati riang gembira, maka menjalankan tugas atau kerja politik kemanusiaan akan didasari dengan niat ikhlas.

Merujuk pada data daftar pemilih tetap (DPT) Komisi Pemilihan Umum (KPU), pada pemilu serentak 2019 tercatat ada sebanyak 192,83 juta jiwa. Terdiri atas DPT dalam negeri sebanyak 190,77 juta dan DPT luar negeri 1,06 juta. Menariknya, dari angka tersebut pemilih didominasi oleh suara anak muda. Para pemilih pemilih berusia 20 tahun mencapai lebih dari 17,5 juta orang. Sedangkan yang berusia 21-30 tahun sebanyak 42,8 juta orang.

Mengutip data KPU pula, jumlah pemilih muda diperkirakan bakal mendominasi di Pemilu 2024. Ada adagium yang menyebut partai-partai politik harus masuk ke dunia anak muda yang sangat lekat dengan berbagai platform media sosial, terutama sekarang ini Tiktok dan Instagram. Partai yang tidak bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital dinilai 'bisa mati' dan ditinggalkan basis pemilih karena tidak kreatif dan inovatif.

Kesadaran akan pentingnya berinteraksi melalui media sosial relatif sudah lama dimiliki oleh para petinggi Golkar. Partai beringin juga telah menyiapkan strategi untuk mendulang simpati publik lewat medsos tersebut. Salah satunya, melibatkan kader Golkar yang memiliki banyak followers di Instagram. Di antaranya, Nurul Arifin, Meutya Hafid Ansyah dan Erwin Aksa. Nurul Arifin, misalnya, memiliki followers lebih dari 103 ribu. Meutya, hampir menembus 100.000. Begitu juga dengan Erwin Aksa.

Nurul Arifin, Meutya Hafid dan Erwin Aksa kerap mensosialisasikan visi partai, serta memposting kegiatan agenda harian partai, dukungan terhadap anak muda, dan mempromosikan serangkaian kegiatan yang dihadiri oleh Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.
 
Mengutip media, Golkar bersama PAN dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), juga mentargetkan suara anak muda. Pemilih milenial berpotensi besar membuat mereka memenangkan kontestasi Pilpres, serta sekaligus Pileg dan Pilkada serentak 2024.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun