Mohon tunggu...
Tb Adhi
Tb Adhi Mohon Tunggu... Jurnalis - Pencinta Damai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sich selbst zu lieben ist keine ritelkeit, sondern vernunft

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Airlangga Segera Bentuk Timnas Wushu untuk Kejuaraan Dunia Junior di Indonesia

22 September 2022   15:57 Diperbarui: 22 September 2022   16:00 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Airlangga Hartarto bersama beberapa atlet wushu junior peserta Kejurnas Piala Presiden 2022.(Foto: Dis'way).

KETUA Umum Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) Airlangga Hartarto bersama jajaran pengurus teras, pembina dan pelatihnya, segera membentuk tim nasional (timnas) wushu yang dipersiapkan untuk menghadapi Kejuaraan Dunia Wushu Junior ke-8 yang digelar 2-11 Desember 2022 mendatang di ICE Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten. 

Indonesia menjadi tuan rumah World Junior Wushu Championship (WJWC) ini untuk kedua kalinya, setelah 2008 di Bali. Namun, PB WI pimpinan Airlangga Hartarto menatap WJWC 2022 dengan lebih baik, karena memiliki lebih banyak atlet potensial.

Sebagian besar dari atlet-atlet wushu junior potensial tersebut terjun di Kejurnas memperebutkan Piala Presiden yang digelar 17-22 September di Graha Unesa, Surabaya, Jatim. 

Sebelum ini, jumlah atlet yang dipersiapkan sebanyak 28 orang. Sangat mungkin jumlahnya akan bertambah seiring dengan adanya atlet yang terjaring melalui Kejurnas Piala Presiden.

Menurut keterangan Airlangga Hartarto yang Selasa (20/9) sore lalu menyaksikan para atletnya bertanding di Kajurnas Piala Presiden di Surabaya, PB WI berencana membentuk beberapa timnas yang diproyeksikan menghadapi beberapa event regional dan internasional di masa mendatang. 

Di antaranya, SEA Games 2023 Kamboja, Asian Games 2023 Hangzhou, serta berbagai single-event dunia. Di luar itu, menerjunkan atlet di Olimpiade 2032 menjadi target utama, dengan asumsi wushu sudah resmi dipertandingkan.

Para atlet senior dan junior yang terpilih masuk timnas akan menjalani pelatihan jangka panjang, termasuk puluhan atlet junior yang diproyeksikan terjun di WJWC 2022 di ICE BSD, Tangerang, Banten. Airlangga yang ketua umum Partai Golkar dan Menko Perekonomian menginginkan para atlet terbaiknya berkompetisi di sebanyak mungkin kejuaraan.  

Harapan dan keinginan Airlangga Hartarto tentu layak diapresiasi dan patut didukung. Saat ini cabor wushu terus berkembang di Indonesia dan tak ada alasan untuk tidak optimistis atas proses pencapaiannya yang berpotensi lebih baik dari waktu ke waktu. Adanya kesinambungan pembinaan dan banyaknya event yang rutin diselenggarakan mendukung terjadinya proses regenerasi dan kaderisasi atlet.

Adanya ratusan atlet junior yang berpartisipasi pada Kejurnas Piala Presiden di Surabaya membuktikan perkembangan cabor ini yang signifikan. Peran, sumbangsih dan dukungan dari orang tua yang demikian besar juga memuluskan proses regenerasi atlet. 

Wajar jika Airlangga kerap mengurai terima kasihnya pada orang tua atlet, sebagaimana yang disampaikannya secara terbuka Selasa sore lalu di Graha Unesa. "Terus terang saya terharu dan harus berterima kasih pada orang tua atlet atas dukungannya yang luar biasa," demikian dikemukakan Airlangga kala itu.

Pelatihan jangka panjang atau pelatnas yang akan dijalani oleh para atlet wushu terbaik nasional kemungkinan besar akan langsung disupervisi oleh Kantor Kemenpora  mengingat wushu termasuk cabor unggulan yang masuk dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Kita boleh berharap para atlet nantinya akan bisa lebih fokus berlatih untuk meningkatkan kemampuan tekniknya.

PB WI juga dituntut untuk mengupayakan proses pelatihan yang menunjang peningkatan kemampuan atlet, misalnya dengan sesering mungkin menerjunkan mereka dalam berbagai pertandingan ujicoba. Dalam konteks ini jangan sampai, misalnya, mereka tergiur untuk berkompetisi di luar disiplin tekniknya.

Bukan rahasia lagi jika selama ini banyak atlet dari beberapa cabor beladiri yang bertanding di Mixed Martial Arts (MMA), seni bela diri campuran yang mengaplikasikan kombinasi teknik pergumulan, kuncian, tendangan dan pukulan dari berbagai cabang bela diri. Bisa disebutkan, atlet dari cabor gulat, muaythai dan tinju. Beberapa waktu lalu ramai diberitakan adanya sejumlah atlet wushu Sumut yang bertanding di MMA.

Atlet wushu yang tergiur bertanding di MMA terutama adalah dari disiplin Sanda, yang dalam karate disebut kumite. Sanda muncul seperti kick boxing atau muay thai, tetapi aspek tekniknya lebih banyak.

Sanda, yang kadang-kadang disebut juga sanshou atau Lei tai, adalah sebuah metode pertempuran modern dan olahraga yang dipengaruhi oleh tinju tradisional China, metode gulat China yang disebut Shuai jiao dan teknik China bergulat lain seperti Chin Na. Sanda merefleksikan banyak aspek bela diri.

Sanda diklasifikasikan melalui berat badan, dengan 6 kelas untuk pria (52 kg, 56 kg, 60 kg, 65 kg, 70 kg, 75 kg) dan 2 kelas untuk wanita (52kg, 60kg).***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun