Mohon tunggu...
Andi Aryatno
Andi Aryatno Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mengembara kemanapun. Ingin berbakti dan membalas semua kebaikan orang tua terutama ibu. Tidak bisa menulis dengan baik, tapi sangat menyukai menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bercerita dengan Foto

24 Agustus 2013   03:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:54 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto adalah cerita
kenangan dari sebuah tragedi
Saat pikiran tak mampu lagi mengingatnya
Foto lah yang akan mengisahkan
Lukisan nyata yang bisa menjadi dongeng
"ini aku, itu kamu, dulu kita disana"
Semua kenangan tentang hidup
cerita indah yang tidak akan pernah terhapus
Bahkan ketika telinga tak mampu lagi mendengar
Foto masih akan tetap bercerita

Hari rabu adalah saatnnya pelajaran bahasa indonesia untuk kelas 5 SD Negeri Mandiri. Sebuah SD cukup maju yang terletak di tengah ibukota. Piala-piala kejuaraan tertata rapi di lemari, ada juga di meja guru dan kepala sekolah. Piagam penghargaan menempel menghiasi dinding ruang guru. Menunjukkan bahwa sekolah ini memiliki segudang prestasi.

Anak-anak satu kelas  maju bergiliran mengumpulkan tugas mengarang cerita tentang peristiwa menarik yang pernah dialami diri mereka masing-masing. Tidak terkecuali Risang, anak laki-laki yang suka bikin ulah dan hobi makan permen karet. Tapi bukannya mengumpulkan kertas yang berisi coretan tinta, dia malah mengumpulkan selembar foto.  Kakinya sengaja dijulurkan ke tengah jalan ketika Tito melewati tempat duduknya yang berada di urutan kedua dari depan. Niatnya sih biar Tito tersandung dan jatuh.

"Enggak kena..." Ledek Tito yang sudah mengetahui kejahilan Risang.

Dukkkkkkkk......

Ternyata masih ada kaki lain yang menyebabkan Tito hampir tersungkur ke lantai. Kakinya Timbul.

Hhahhaaahhaaaa.....

Risang ketawa sampai dia lupa kalau dimulutnya masih ada permen karet. Permen karet itu terpental mengenai baju Tito.

"Sial, udah hampir jatuh, masih kena permen karet yang bau mulut yang sebulan sekali gosok gigi", gerutu  Tito dalam hati.

Memang dua anak ini selalu menjadi biang jail teman-temannya.

"Risang....!" panggil seorang guru muda yang lumayan cantik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun