Mohon tunggu...
Tazkiyah Qolbi
Tazkiyah Qolbi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Junk Food: Perspektif Konsumsi Islam

22 Agustus 2017   16:41 Diperbarui: 29 Agustus 2017   04:00 4168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Wahai manusia, makanlah dari (makanan) yang halal dan baik  yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; Sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu."(QS. Al-Baqarah (2): 168)

 Maka dari itu, Islam mengatur segala aktivitas muamalah termasuk mengatur konsumsi manusia yang tercermin dalam etika konsumen. Terdapat beberapa prinsip dasar yang harus dipenuhi oleh seseorang dalam melakukan aktivitas konsumsi, prinsip-prinsip tersebut meliputi:

  1. Prinsip Syariah yaitu menyangkut dasar syariat yang harus dipenuhi dalam konsumsi diataranya prinsip akidah. Tujuan dari konsumsi adalah untuk menambah stamina seseorang dalam melakukan ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT. Prinsip ilmu, yaitu seseorang harus mengetahui halal atau haram, baik atau buruk, kandungan vitamin, manfaat bagi kesehatan tubuh, dan dampak negatif dari makanan dan minuman yang akan dikonsumsi. Prinsip amaliah, yaitu perilaku atau pilihan konsumen setelah mengetahui dan memahami prinsip akidah dan prinsip ilmu, dengan demikian konsumen akan lebih bijak dalam memilih makanan dan minuman yang akan dikonsumsi.
  2. Prinsip Kuantitas, yaitu batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Prinsip ini mengingatkan kita untuk berperilaku sederhana, tidak berlebihan dalam mengkonsumi makanan dan minuman karena akan berdampak buruk bagi kesehatan. Mengeluarkan uang sesuai dengan kebutuhan dan pendapatan yang dimiliki.
  3. Prinsip Prioritas, yaitu mempertimbangkan kebutuhan yang harus diprioritaskan agar tidak terjadi kemudharatan. Urutan kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan primer yang sifatnya mendesak, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier yang sifatnya tidak mendesak dan cenderung bukan suatu kebutuhan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia.
  4. Prinsip sosial, yakni memperhatikan orang-orang disekitarnya agar tercipta lingkungan yang harmonis.

Melihat penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa mengkonsumi junk food jelas tidak sejalan dengan prinsip-prinsip konsumsi Islam. Junk food merupakan makanan yang kadar nutrisinya sangat rendah, lemak, garam, dan kalorinya sangat tinggi. Mengkonsumsi junk food dalam jumlah yang berlebihan dan terus menerus akan berdampak negatif bagi kesehatan tubuh. Jika di analisa satu persatu, konsumsi junk food bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam yaitu:

Islam menganjurkan manusia untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal lagi baik, sedangkan junk food merupakan jenis makanan dan minuman yang rendah nutrisi (nirnutrisi), mengandung lemak, garam, dan kalori yang tinggi. Hal tersebut dapat diartikan sebagai makanan yang tidak baik dan berdampak buruk bagi kesehatan. Mengkonsumi makanan dan minuman bertujuan untuk menjaga kehidupan manusia dan tujuan-tujuan dasar manusia, yaitu harta, jiwa, agama, akal, dan keturunan. Jika seseorang mengkonsumsi junk food maka akan berdampak pada:

  1. Harta: seseorang akan mengeluarkan banyak uang untuk membeli makanan yang kurang baik namun manfaat yang didapat tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Selain itu, dampak buruk dari makanan tersebut bisa jadi membuat seseorang sakit dan perlu biaya untuk mengobatinya.
  2. Jiwa: sudah jelas bahwa para ahli kesehatan dan ahli gizi mengatakan bahwa banyak dampak buruk yang dapat terjadi karena mengkonsumsi junk food dalam jangka panjang yaitu berbagai penyakit yang akan mengancam jiwa seseorang seperti obesitas, diabetes, jantung, kanker, dan penyakit degeneratif lainnya.
  3. Agama: jika tetap melakukan hal tersebut maka seseorang melakukan hal-hal yang tidak dianjurkan dalam ajaran agama.
  4. Akal: mengkonsumsi junk food secara berlebihan dan terus menerus dapat mengakibatkan depresi. Karena tubuh terlalu banyak mengkonsumsi radikal bebas dan lemak yang terdapat dari junk food.
  5. Keturunan: bagi ibu hamil sangat tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi junk food, karena janin yang sedang dikandungnya membutuhkan nutrisi, serat, vitamin, dan mineral yang tinggi.

Oleh karena itu, sebaiknya memakan makanan rendah nutrisi (junk food) harus dihindari untuk kesehatan dan kemaslahatan didunia dan akhirat. Memakan makanan yang halal lagi baik merupakan suatu keharusan dan perlu diperhatikan oleh setiap individu.

Opini By: Tazkiyah Ainul Qolbi

Mahasiswa: Magister Studi Islam (Ekonomi Islam)

Universitas Islam Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun