Sudah tidak asing lagi jika mendengar bahwa banyak lulusan sarjana berujung menjadi pengangguran. Sebenarnya banyak lowongan pekerjaan yang diunggah di website, namun pada umumnya perusahaan mencantumkan persyaratan harus memiliki pengalaman kerja dibidangnya.
Hal inilah yang menjadi penghambat awal bagi fresh graduate sebelum mengirimkan surat lamaran pekerjaan, karena sudah merasa tidak percaya diri sebelum bertarung untuk bersaing dalam memperebutkan posisi.
Oleh karena itu, mahasiswa dituntut untuk lebih kreatif dalam memperbanyak keahlian sebelum mengakhiri masa belajarnya di kampus sehingga dapat digunakan untuk menyiasati hambatan-hambatan yang akan di hadapi setelah lulus nanti.
Dilansir dari Inews.id, jumlah pengangguran di Indonesia yang merupakan lulusan dari universitas berjumlah 737.000 orang, yang mana merupakan 5.67% dari total angkatan kerja. Tak hanya itu, BPS mencatat bahwa jumlah pengangguran oleh lulusan D-III juga masi sangat tinggi yakni 5,99% dari total angkatan kerja lulusan D-III.
Dikatakan bahwa pengangguran itu terjadi karena bertambahnya angkatan kerja secara pesat yang tidak dapat terserap seluruhnya oleh lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia. Jumlah sumber daya manusia yang siap kerja akan bertambah setiap tahunnya, menandakan bahwa pengangguran akan semakin menjamur yang tentunya para fresh-graduate tidak ingin menjadi salah satunya bukan?
Hal inilah yang seharusnya menjadi motivasi bagi para fresh graduate untuk terus berinovasi dan meningkatkan spesifikasi diri agar dapat bersaing di dunia kerja yang memiliki persaingan ketat. Berikut akan dibahas apa saja yang bisa dilakukan oleh para mahasiswa agar kelak mudah mendapatkan pekerjaan setelah lulus.
Hal pertama yang bisa dilakukan oleh fresh graduate dalam mencari kerja adalah mengenali potensi diri terlebih dahulu. Penting bagi calon pelamar untuk paham tentang posisi yang ia lamar. Akan lebih mudah bagi para fresh graduate untuk mengetahui passion mereka sebelum memutuskan untuk melamar posisi di suatu perusahaan.
Jika sudah mengetahui dan yakin atas potensi diri, maka muncul kepercayaan diri untuk melamar posisi sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki. Dilansir dari liputan6.com kesan pertama pada saat datang untuk melakukan wawancara sangatlah penting.
Pelamar kerja yang memiliki sikap yang percaya diri akan sangat mudah dalam membentuk kesan pertama yang bagus bagi pewawancara. Inilah mengapa mengenali potensi diri itu penting agar dapat membangun kepercayaan diri dan dapat dengan mudah meyakinkan dan membangun kepercayaan orang lain.
Berikutnya, yang harus dilakukan adalah meningkatkan soft skills. Selain membaca buku yang terkait, kini tersedia platform online yang menawarkan pelatihan gratis. Bahkan ada yang memberikan sertifikat sebagai tanda telah menguasai keahlian tertentu.
Selain itu, aktif berorganisasi juga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan kepemimpinan serta bisa membangun relasi. Cara lain utuk meningkatkan soft skills adalah dengan memanfaatkan masa liburan perkuliahan, yaitu dengan magang di perusahaan yang sesuai dengan jurusan kuliah masing-masing.
Pengalaman magang ini sangat berguna, karena bisa diperhitungkan sebagai pengalaman kerja yang dapat dicantumkan dalam CV (Curriculum Vitae) yang kita buat. Dilansir dari IDN times, CV yang baik dan menarik akan mempermudah pemalamar kerja untuk menarik perhatian HRD dari sekian banyak CV yang mereka telah terima. Hal ini akan menimbulkan kesan koordinatif bagi HRD kepada sang pelamar kerja, dan akan mempertimbangkan untuk melihat lebih detail isi CV tersebut.
Langkah berikutanya adalah memperhitungkan peluang untuk diterima di posisi yang akan dilamar. Penting bagi fresh graduate untuk memperhitungkan peluang berdasarkan kemampuan, minat, dan kesempatan yang ada. Setidaknya jangan memaksakan diri untuk melamar posisi yang tidak sesuai dengan kualifikasi yang dimiliki, karena hanya akan membuang waktu dan tenaga.
Dan langkah terakhir yang bisa dilakukan oleh calon pelamar adalah dengan memperluas jaringan. Ketersediaan informasi dapat dibangun dengan jaringan. Dengan memiliki akses pertemanan dan akses informasi yang cepat dan akurat sangat membantu dalam mencari lowongan pekerjaan yang tersedia.
Salah satu cara dalam memperluas jaringan adalah memanfaatkan media sosial untuk membangun relasi. Saat ini sudah banyak platform yang memungkinkan untuk berinteraksi dengan para profesional di bidang tertentu.
Sebagai contoh aplikasi LinkedIn, merupakan aplikasi yang memiliki konsep dimana sebagian besar penggunanya adalah profesional yang memiliki latar belakang bisnis dan kerap dijadikan sebagai media untuk membagikan informasi tentang lowongan pekerjaan.
Generasi muda dituntut untuk lebih aktif dan kreatif selama masih menjalani masa perkuliahan dengan mengikuti berbagai kegiatan organisasi di kampus baik dalam bentuk seminar maupun workshop agar lebih siap terjun ke masyarakat setelah lulus nanti.
Yang lebih penting lagi, seharusnya generasi muda bisa mendoktrin dirinya, “bukan lagi ingin bekerja di sebuah perusahaan, melainkan harus bisa membuka lapangan pekerjaan.” Sehingga mau tidak mau mereka harus membekali diri dengan sebuah keahlian dan mampu menumbuhkan jiwa entrepreneur dalam diri agar bisa bersaing menghadapi ekonomi global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H