2. Optimis
Optimis merupakan lawan dari sifat pesimis yang berarti percaya pada diri sendiri, optimis adalah sifat yang  jarang dimiliki sesorang, kebanyakan orang takut untuk memulai sesuatu hal yang baru, akan tetapi, jika kita memiliki sifat optimis kita akan yakin bahwa semua baik-baik saja. Kesalahan merupakan hal yang lumrah bagi orang yang memiliki sifat optimis, sebaliknya jika seseorang memliki sifat pesimis, kesalahan merupakan hal yang fatal yang dilakukanya hingga menurunkan rasa percaya diri seseorang.Â
Orang yang selalu optimis akan berpikir " jika aku tidak melakukan kesalahan hari ini, aku tidak akan belajar dari pengalaman. Jika aku melakukan kesalahan di hari esok mungkin aku tidak bisa sukses seperti sekarang  ". Menumbuhkan sikap optimis berarti menimalisir rasa insecure  pada diri kita, akan tetapi bagaimana menumbuhkan sifat optimis pada diri kita?. Beberapa bulan terakhir yang saya berada dalam proses meditasi diri, saya menemukan cara bagaimana menjadi pribadi yang optimis, yaitu:
- Mencintai diri kita, bagaimana kita memiliki sikap yang optimis jika kita tidak yakin pada diri sendiri.
- Berani speak up atau menyampaikan gagasan didepan khayalak umum, hal ini saya sadari bahwa orang pintar belum tentu pandai mengemukakan argumentasinya, cobalah terlebih dahulu, salah urusan belakang.
- Jangan takut salah, masalah ini banyak dialami seseorang, belum mencoba tapi takut gagal. Salah itu wajar, akan tetapi jika kita telah mengetahui letak kesalahan kita, segera untuk mengintrospeksi diri.
3. Mendekatkan diri kepada tuhan
Tuhan  maha adil, maha bijaksana, mengetahui apa yang belum diketahui manusia. Saat kita memiliki peyakit hati, mendekatkan diri kepada tuhan adalah obatnya. Rasa insecure akan hilang ketika kita beradu kasih dengan sang pencipta, karena kita adalah manusia yang hina, rasa pesimis akan hilang karena kita percaya bahwa Tuhan sayang kepada hamba-Nya.  Kenapa kita memiliki rasa insecure ketika derajat manusia lebih tinggi dibandigkan jin dan hewan, Tuhan menciptakan akal bagi manusia, hal itu merupakan sebuah anugerah pemberian Tuhan.
Jadi, Â masihkah kalian ingin insecure, kawan?, manusia yang bertakwa tidak mungkin memiliki penyakit insecure, karena kita percaya tuhan memberikan kemampuan pada hambanya. Jadi, mari kita bebenah diri,mari bermeditasi bersama, mencegah lebih baik daripada mengobati.
Salam hangat
aca
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H