Tangis Senyap Seorang Guru
oleh
Tazkir
Kala senja mulai merangkak lelah
Di sudut kelas gurumu bagai mentari yang setia merekah.
Dengan pena tua yang menari di atas kertas mimpi
Ia goreskan harapan membangun masa depan yang tak pasti.
Wajahnya adalah kanvas kelelahan
Namun matanya tetap pelita harapan
Ia menabur ilmu seperti petani yang setia pada ladang
Menghidupkan mimpi-mimpi yang sering kau abaikan
Namun kau layaknya angin
Menyapu kata-katanya tanpa pernah ingin menghirup makna
Di belakang, tawamu adalah badai kecil
Meruntuhkan harapannya, meski ia tetap teguh memanggil
Kau tak pernah dengar bisikan doanya di malam sunyi
Kala namamu menjadi bintang di langit harapan yang ia yakini
Kau tak pernah lihat peluh yang menetes bagai sungai kecil
Mengalir demi ladang masa depanmu yang ia sirami tanpa pamrih
Gurumu bukan mercusuar yang mencari perhatian
Ia hanya lilin kecil yang rela meleleh demi penerangan
Tak meminta emas atau pujian
Hanya ingin melihatmu tumbuh dengan kebanggaan
Hargai gurumu sebelum waktu menjadi bayang
Sebelum senyumnya tinggal kenangan yang tak terbayang
Ia adalah lentera yang tak pernah padam
Menyinari jalur hidupmu hingga kau tak lagi tenggelam
(penulis guru SMA Negeri 1 Bukit BM)