Mohon tunggu...
TAZKIR
TAZKIR Mohon Tunggu... Guru - SELALU OPTIMIS

TERUS BERKARYA UNTUK ANAK BANGSA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Isteri Pertama Paling Setia (4 )

27 Desember 2023   07:40 Diperbarui: 27 Desember 2023   07:45 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isteri Pertama Paling Setia

Karya

Tazkir, SPd, M.Pd

Aisyah: (dengan lembut) "Kamu tidak sendirian, Zek. Kita adalah satu tim yang tak terpisahkan. Apa pun yang terjadi, kita hadapi bersama-sama."

Zek: (menggenggam erat tangan Aisyah) "Aku menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya datang dari kesenangan, melainkan dari kebersamaan, dan aku bersyukur bisa berbagi semua itu denganmu."

Aisyah: (menatap mata Zek dengan penuh cinta) "Saling setia dalam suka dan duka adalah janji kita. Kita bersama-sama menempuh perjalanan ini, Zek, dan aku sangat bersyukur bisa melakukannya bersamamu."

Zek dan Aisyah saling memandang, merasakan kehangatan dalam pelukan satu sama lain. Dalam senyuman dan kata-kata penuh kasih, mereka merayakan kekuatan cinta dan persahabatan mereka yang tak tergantikan. Meski hidup mungkin membawa berbagai cobaan, mereka yakin bahwa bersama-sama, mereka bisa menghadapinya dengan kepala tegak dan hati penuh keberanian.

Zek: (mengusap lembut punggung Aisyah) "Terima kasih, Aisyah. Kamu adalah anugerah terbesar dalam hidupku. Teman sejati dalam suka dan duka, dan aku tidak bisa membayangkan menjalani ini tanpamu."

Aisyah: (menggenggam tangan Zek erat) "Kita berdua adalah satu jiwa, sayang. Saling terikat satu sama lain dalam ikatan yang tidak terpisahkan. Tak peduli seberat apa pun beban yang kita pikul, kita hadapi bersama."

Zek: (tersenyum tulus) "Seringkali aku berpikir, bagaimana mungkin aku mendapatkan seseorang sebaik kamu. Saat ini, ketika hidup memberikan cobaan, aku bersyukur karena punya kamu di sampingku."

Aisyah: (sambil mengelus pipi Zek) "Kita melewati segala sesuatu bersama-sama, dan itu yang membuat hubungan kita semakin kuat. Hidup mungkin membawa kita ke tempat-tempat yang tak terduga, tetapi yang pasti, kita akan menghadapinya bersama-sama."

Zek: (berbisik penuh rasa) "Terkadang aku merenung, kalau-kalau kita tidak bertemu, bagaimana hidupku sekarang. Kamu adalah jawaban doa-doa terbaikku, Aisyah."

Aisyah: (dengan senyum lembut) "Dan kamu, Zek, adalah jawaban doa terbaikku. Kita melengkapi satu sama lain, membawa kebahagiaan dalam setiap detik yang kita habiskan bersama."

Zek dan Aisyah saling berpelukan, merasakan kehangatan cinta dan kebersamaan di antara mereka. Dalam momen ini, mereka menyadari bahwa cinta dan persahabatan mereka adalah suatu keajaiban. Meskipun dunia mungkin berputar dengan cepat dan berbagai situasi datang silih berganti, satu hal yang pasti adalah bahwa mereka akan saling mendukung dan saling mencintai, baik dalam suka maupun duka.

Zek: (dengan tulus) "Aku bahagia memiliki kamu, Aisyah. Kamu adalah teman, sahabat, dan isteri yang selalu ada di setiap langkah hidupku."

Aisyah: (dengan penuh kasih) "Sama halnya, Zek. Kita akan terus bersama, menjalani setiap detik bersama-sama. Cinta kita adalah kekuatan yang tak tergantikan, dan aku bersyukur memilikimu.".........................(selesai)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun